UNIVERSITAS BENGKULU

PROGRAM pembedayaan perempuan dan perlindungan anak harus mendapat perhatian serius dan dilaksanakan secara berkelanjutan. Universitas Bengkulu siap berpartisipasi dan bersinergi dengan pihak-pihak terkait untuk mensukseskan program ini.

Demikian diungkapkan Rektor UNIB Dr. Ridwan Nurazi, M.Sc dalam diskusi bersama Deputi V Bidang Partisipasi Masyarakat Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA), Ir. Agustina Erni, M.Sc, Kamis (12/01/2017).

1

Diskusi yang berlangsung di ruang rapat tiga gedung rektorat UNIB dihadiri Wakil Rektor Bidang Akademik Prof. Ir. Dwinardi Apriyanto, Wakil Rektor Bidang Kerjasama dan Perencanaan Prof. Widodo, Ketua UPT KSLI (Kerjasama Layanan Internasional) Guswarni, M.Sc, dan puluhan dosen peneliti dari LPPM UNIB.

Juga hadir dari Pemerintah Provinsi Bengkulu yaitu Plt. Sekretaris Daerah Ir. Sudoto beserta Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, para ketua organisasi pemberdayaan perempuan, dan stakeholder lainnya.

Selain Ir. Agustina Erni, diskusi ini juga menghadirkan penyaji seorang praktisi yang expert di bidangnya, yaitu mantan Bupati Kabupaten Kaur Dr. Hermen Malik.

2

Acara diskusi ini dimaksudkan untuk penyamaan persepsi, sekaligus sebagai ajang menyaring informasi, masukan dan saran terkait program pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak di Provinsi Bengkulu.

Bengkulu merupakan salah satu daerah sasaran pilot project program yang digalakkan Kementerian PPPA. Program pemberdayaan dilaksanakan di dua tempat, yaitu di Kelurahan Pondok Besi Kota Bengkulu dan Desa Transmigrasi di Kabupaten Seluma.

Rektor menjelaskan, saat ini setidaknya ada tiga masalah besar yang dihadapi Bangsa Indonesia, yaitu kemiskinan, kebodohan dan ketidakadilan. Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan peran serta semua pihak yang bersinergi dan implementasi program secara berkelanjutan.

“UNIB siap mendukung dan bersinergi dengan berbagai pihak untuk mensukseskan program pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak. Selama ini pun, sudah banyak hasil penilitian yang dilakukan oleh para peneliti UNIB yang bisa menjadi panduan dalam mengimplementasikan program pemberdayaan dan peningkatan ekonomi masyarakat,” ujar Rektor.

4

Senada diungkapkan Plt. Sekda Bengkulu, Ir. Sudoto. Menurutnya, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak dari berbagai fenomena negatif memang sudah menjadi salah satu fokus pemerintah daerah dalam upaya peretasan kemiskinan dan ketertinggalan.

“Kita sepakat bahwa pemberdayaan perempuan, perlindungan anak dari pengaruh negatif, saat ini harus menjadi perhatian serius. Tinggal bagaimana kita membangun sinergistas yang baik, sehingga berbagai program yang akan dilakukan bisa diimplementasikan secara berkelanjutan dan hasilnya sesuai dengan apa yang diharapkan,” ujarnya.

3

Setelah mendengarkan penjelasan berbagai pihak, Ir. Agustina mengaku sangat optimis program-program pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak di Provinsi Bengkulu bisa terlaksana dengan baik dan menjadi contoh bagi daerah-daerah lain.

“Fokus program kita adalah mengatasi kekerasan terhadap perempuan dan anak, mengatasi penjualan perempuan dan anak serta pemberdayaan ekonomi. Program ini dilaksanakan secara berkelanjutan, tidak bisa setengah-setengah. Program ini membutuhkan komitmen serta sinergisitas berbagai pihak. Dengan tiga prioritas itu, diharapkan perempuan dan anak dapat berkontribusi terhadap pembangunan negara,” ujarnya. [Penulis : Purna Herawan. Foto : Ngamarudin]

Skip to content