UNIVERSITAS BENGKULU

RANGKAIAN kegiatan akademik memeriahkan Dies Natalis ke-36 UNIB tahun 2018 kian meriah dan berkesan. Jika sebelumnya dua Professor dari Mancanegara memberikan kuliah umum di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), kali ini akademisi nasional yang Menjabat Sebagai Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Republik Indonesia, Prof. Dr. Yohana Susana Yembise, MA juga berkunjung dan memberikan kuliah umum di ruang rapat utama gedung rektorat UNIB, Rabu petang (21/3/2018).

Pada kesempatan ini, Prof. Yohana memaparkan tentang pentingnya penghapusan diskriminasi terhadap perempuan dan kekerasan terhadap anak yang merupakan salah satu tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goal (SDGs) ke V yakni Kesetaraan Gender. Oleh sebab itu, Prof. Yohana mengajak seluruh sivitas akademika UNIB dan masyarakat Provinsi Bengkulu umumnya untuk mensukseskan Gerakan HeForShe sebagai salah satu strategi percepatan pembangunan kesetaraan gender.

Gerakan HeForShe menjadi kampanye global yang merupakan salah satu langkah solutif mendorong percepatan pembangunan yang inklusif dan responsive gender. Gerakan ini mengajak kaum laki-laki terlibat sebagai agen perubahan dalam mencapai kesetaraan gender dan pemenuhan hak-hak perempuan dan anak, serta mengakhiri kekerasan terhadap dua pilar Bangsa yang sangat penting ini yaitu Perempuan dan anak.

Selain memaparkan pentingnya Gerakan HeForShe, yang cukup membanggakan bahwa kehadiran Menteri PPPA RI ke UNIB ini merupakan bentuk apresiasi kepada UNIB yang telah merespon positif program pelibatan mahasiswa dalam penanggulangan masalah kekerasan perempuan dan anak, dengan melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik One Student Save On Family (OSSOF) yang dicetuskan Kementerian PPPA.

“OSSOF itu Saya yang mencetuskan tahun 2016 lalu dan mendapat respon positif dari banyak pihak, termasuk UNIB yang Saya lihat sudah melaksanakan program ini. Saya melihat program OSSOF ini sangat baik dan beberapa kegiatan mahasiswa UNIB dalam KKN OSSOF tahun 2017 bisa menjadi contoh dalam meningkatkan dan menyempurnakan Program OSSOF ke depan,” ujar Prof. Yohana di hadapan Rektor UNIB Dr. Ridwan Nurazi, M.Sc yang juga menjadi pembicara pada Kuliah Umum ini dan Ketua Pusat Studi Gender dan Keluarga (PSGK) LPPM UNIB, Putri Suci Asriani, sebagai moderator.

Sebelumnya, dijelaskan Putri Suci, KKN Tematik OSSOF merupakan salah satu implementasi tri dharma perguruan tinggi bidang Pengabdian Kepada Masyarakat, khususnya pelibatan mahasiswa dan akademisi dalam menghadapi fenomena maraknya kekerasan pada anak, tindakan diskriminatif terhadap perempuan, dan tindakan pelecehan dan kejahatan seksual.

Dengan KKN OSSOF mahasiswa bisa mengetahui secara dekat fenomena yang terjadi. Kekerasan pada anak bukan hanya dalam bentuk fisik, tapi ada 33 sikap dan tindakan yang dikategorikan kekerasan tersebut. Mahasiswa yang sudah mendapat pembekalan dan pengetahuan di kampus, selama KKN mereka ikut berperan aktif sebagai fasilisator dalam mencegah dan mengatasi tindak kekerasan pada anak dan berbagai masalah keluarga yang dihadapi masyarakat.

Satu sisi mahasiswa mampu memenuhi kebutuhan studi dan menambah pengetahuan, di sisi lain masyarakat yang menjadi sasaran mendapatkan pengetahuan yang ditransformasikan oleh para mahasiswa dalam menghadapi berbagai persoalan dalam keluarga khususnya mencegah dan mengatasi kekerasan terhadap anak.

“Pada KKN Tematik tahun 2017 lalu LPPM UNIB bekerjasama dengan Dinas P3APPKB Provinsi Bengkulu telah melaksanakan OSSOF yang digagas Menteri PPPA. Hasilnya cukup baik dan mendapat respon positif dari masyarakat. Ke depan program ini akan ditingkatkan dan kami sangat bangga karena UNIB dikunjungi langsung oleh Ibu Menteri,” ujar Putri Suci Asriani.

Sementara itu, Rektor UNIB Dr. Ridwan Nurazi mengucapkan terimakasih atas kunjungan Menteri PPPA ke UNIB. Rektor juga menyampaikan dukungan terhadap program yang digencarkan Kementerian PPPA dalam upaya mewujudkan tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goal (SDGs) ke V yakni Kesetaraan Gender, baik melalui program KKN Tematik OSSOF maupun kampanye global melalui Gerakan HeForShe.

“Kemudian terkait permintaan Ibu Menteri agar lebih banyak pelibatan peran perempuan dalam struktur kepemimpinan UNIB juga akan dipertimbangkan. Meskipun di berbagai sisi peran laki-laki lebih dominan ketimbang perempuan yang banyak kelamahan dari segi waktu karena harus mengurus keluarga dan anak juga, namun ke depan akan kita coba,” ujar Rektor.

Kuliah Umum Menteri PPPA yang mengangkat tema “He For She Goes To Campus” ini diikuti ratusan mahasiswa dan dosen. Turut hadir bersama rombongan Menteri antara lain, Sekretaris Kementerian PPPA Dr. Ir. Pribudiarta Nur Sitepu, MM, Deputi Kesetaraan Gender Kementerian PPPA Ir. Agustina Erni, M.Sc, dan Staf Khusus Menteri PPPA Ir. Albaet Fikri. Kegiatan ini diliput sejumlah awak media massa baik lokal maupun nasional. Di akhir acara, Menteri PPPA dan Rektor UNIB saling bertukar cindera mata berupa plakat institusi masing-masing, kemudian melakukan sesi foto bersama dengan sejumlah pimpinan UNIB lainnya dan para Dekan.

Usai memberikan Kuliah Umum di UNIB, Rabu malam Menteri PPPA dijadwalkan menggelar ramah tamah dengan Gubernur dan OPD selingkup Pemerintah Provinsi Bengkulu, kemudian Kamis membentuk dan memantapkan SATGAS PPPA Provinsi Bengkulu. [Hms1.Foto: Ngamarudin]

Skip to content