UNIVERSITAS BENGKULU

SEKITAR 100 akademisi Indonesia, Rektor dan Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (LPPM) dari 50 universitas, serta 6 Direktur SDGs Center ikut hadir dalam peluncuran dan pemantapan komitmen untuk mendirikan platform akademisi untuk Sustainable Development Goals (SDGs) 2030.

Acara ini diselenggarakan di Hotel Shagrila Jakarta tanggal 21 Januari 2019, dihadiri Kepala Perwakilan United Nations Development Programs (UNDP) Indonesia, Christophe Bahuet, dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Republik Indonesia, Bambang Brodjonegoro.

Setelah peluncuran University and SDGs Center Network untuk Pencapaian SDGs tahun 2030, acara dilanjutkan dengan talkshow yang melibatkan universitas yang sudah memiliki SDGs Center sebagai pembicara dan narasumber, termasuk salah satunya Universitas Bengkulu.

Pada kesempatan tersebut, Rektor UNIB Dr. Ridwan Nurazi, M.Sc membagi dan memaparkan pengalaman mendirikan SDGs Center di Universitas Bengkulu, yang didirikan sejak 10 Januari 2018 lalu.

Rektor juga menjelaskan semangat dan komitmen sivitas akademika untuk berkontribusi dalam berbagai usaha pencapaian SDGs di Indonesia melalui kegiatan-kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi.

Rektor juga menjelaskan visi-misi SDGs Center UNIB dan kegiatan-kegiatan yang sudah dilakukan satu tahun sejak pendirian dan kegiatan-kegiatan yang sedang dilakukan baik tingkat daerah, konsultasi penyusunan Rencana Aksi Daerah (RAD), maupun nasional untuk penyusunan monitoring tools.

Selain Rektor UNIB, Rektor Universitas Padjadjaran juga menjadi narasumber dan memaparkan pengalamannya sebagai universitas yang pertama di Indonesia mendirikan SDGs Center.

Pada acara peluncuran platform akademisi nasional untuk pencapaian SDGs ini, Kepala Perwakilan UNDP Indonesia, Christophe Bahuet, dalam pidatonya menekankan bahwa pendidikan SDGs di kampus sangat penting untuk menyukseskan SDGs.

Jaringan universitas untuk SDGs ini bertujuan utk mendukung pertukaran pengalaman sesama universitas terkait proses integrasi SDGs ke semua mata kuliah, dan mendorong riset, inovasi dalam percepatan pencapaian SDGs di Indonesia.

Bahuet menekankan komitmen universitas dalam jaringan tersebut untuk memasukkan substansi materi SDGs ke dalam kegiatan-kegiatan tri dharma perguruan tinggi. Subtansi pencapaian SDGs harus menjadi arus utama (mainstreaming) materi perkuliahan di semua fakultas, menjadi topik penelitian fakultas dan universitas, serta materi pengabdian pada masyarakat.

“Perguruan tinggi dapat memainkan peran pentingnya untuk mendoromg inovasi dalam pencapaian SDGs,” tukasnya.

Sementara itu, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro menyambut baik peluncuran platform akademisi nasional untuk pencapaian SDGs 2030 ini.

“Dengan dukungan UNDP Indonesia, universitas di seluruh Indonesia bisa bersatu membentuk platform akademis untuk pencapaian SDGs 2030,” ujarnya.

Bambang Brodjonegoro juga memberikan apresiasi pada 6 universitas di Indonesia termasuk salah satunya Universitas Bengkulu yang telah secara progresif mendirikan dan mengembangkan SDGs Center.

Selain 6 universitas itu, akan segera menyusul 8 universitas lain yang mendirikan SDGs Center.

“Pengembangan SDGs Center di berbagai universitas menunjukkan bahwa akademisi di Indonesia sudah lebih maju memberikan ‘real actions‘ utk menyukseskan SDGs. Ke depan, diharapkan universitas lebih aktif membangun action plan ke pemerintah daerah,” tukasnya.

Selain talkshow, rangkaian acara peluncuran Jaringan Universitas untuk Pencapaian SDGs, juga dilakukan penandatanganan kesepakatan bersama pembentukan jaringan oleh beberapa rektor mewakili seluruh rektor, Kepala Bappenas dan Kepala Perwakilan UNDP Indonesia.

Dari UNIB sendiri, ikut mendampingi rektor pada acara tersebut antara lain Ketua LPPM UNIB Dr. rer.nat. Totok Eka Suharto, Dekan Fakultas Pertanian UNIB Dr. Ir. Fahrurrozi, dan Ketua SDGs Center UNIB Dr. Djonet Santoso.[Hms1/Aditya PR].

Skip to content