UNIVERSITAS BENGKULU

SELAMA ini dosen pengampu mata kuliah umum (MKU) dari berbagai fakultas selingkung Unib terkesan berjalan sendiri-sendiri. Modul, silabus dan metode yang digunakan pun bermacam-macam dan masing-masing fakultas berbeda tuntutan dan keinginannya. Bila dibiarkan terus-menerus, dikhawatirkan berdampak pada peningkatan kwalitas akademik yang menjadi konsen utama perguruan tinggi.

Atas dasar itu, Lembaga Penjamin Mutu dan Pengembangan Pembelajaran (LPMPP) Universitas Bengkulu terus melakukan berbagai upaya agar kwalitas MKU semakin baik. Salah satunya menggelar kegiatan workshop penyamaan persepsi bagi dosen pengampu MKU.

Workshop itu dihelat selama dua hari, Rabu – Kamis (7 s.d 8 Mei 2014), di ruang seminar gedung perpustakaan Unib, dan dibuka secara resmi oleh Rektor Unib Dr. Ridwan Nurazi, SE, M.Sc.

“Kegiatan semacam ini sangat penting dalam rangka peningkatan kwalitas akademik di Unib. Diharapkan setelah mengikuti workshop ini, masing-masing dosen pengampu MKU dapat menyamakan persepsi,” ujar rektor ketika menyampaikan sambutan.

Ketua LPMPP Unib Prof. Safnil, MA, Ph.D menjelaskan, wokshop ini diikuti puluhan dosen baik koordinator maupun dosen pengampu masing-masing MKU. “Semua koordinator dan dosen-dosen MKU kita undang, termasuk MKU yang baru yaitu pendidikan Pancasila,” ujarnya.

Narasumber yang dihadirkan merupakan akademisi Unib yang kompeten di bidangnya, yaitu Prof. Ir. Nanik Setyowati, M.Sc, Ph.D yang memaparkan materi tentang Metode Active Learning di Perguruan Tinggi dan Dr. Dra. Rosane Medriati, M.Pd yang mengupas materi Evaluasi Proses Belajar Mengajar.

Selain dua materi itu, para dosen MKU peserta workshop juga melakukan penyamaan persepsi penyusunan Modul dan SAP. Kemudian, draf modul dan SAP masing-masing MKU yang disusun secara bersama-sama diserahkan kepada Kepala Pusat MKU LPMPP Unib.

Kegiatan ini akan ditindaklanjuti dengan pertemuan rutin oleh para dosen MKU sebagai wadah silahturahmi dan penyamaan persepsi. Forum ini sekaligus melegalisasi para dosen MKU yang selama ini banyak yang tidak linier dengan keilmuan dan keahliannya.

“Diharapkan kegiatan semacam ini dapat meningkatkan kwalitas pembelajaran MKU sehingga menunjang peningkatan nilai akreditasi program studi maupun akreditasi institusi,” papar Prof. Safnil kepada Humas Unib di sela-sela acara workshop.[hms1]

Skip to content