UNIVERSITAS BENGKULU

HARI ini, Selasa 17 Juni 2014, ujian tertulis Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) digelar serentak di seluruh perguruan tinggi negeri se Indonesia. Di Universitas Bengkulu, Panitia Lokal Wilayah I, pelaksanaannya berlangsung tertib dan lancar, tapa kendala berarti.

Jumlah peserta ujian tertulis SBMPTN di Panlok Bengkulu tercatat 7.137, terdiri atas 1.450 kelompok ujian Saintek, 2.921 kelompok Soshum, dan 2.766 kelompok Campuran. Kuota yang disiapkan Unib sendiri untuk jalur SBMPTN sebanyak 1027 mahasiswa baru.

Meskipun jumlah pesertanya cukup banyak dan mengalami peningkatan dari tahun 2013 lalu yang hanya 5.600-an, namun seluruh pelaksanaan ujian tertulis bisa terpusat di kampus utama Universitas Bengkulu di kawasan Kandang Limun, Kota Bengkulu. 

Jumlah gedung yang digunakan sebanyak 26 gedung dengan 198 ruang, yang dibagi pada 9 sektor. Gedung-gedung yang digunakan antara lain, Gedung Serba Guna (GSG), Gedung Kuliah Bersama 1, 2, 3, dan 4, Gedung Kuliah Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Gedung Dekanat FMIPA, Gedung Rektorat, Gedung Kuliah I, J, Gedung UPT Bahasa, Gedung C, dan Gedung A.

Jalannya ujian tertulis diawasi 613 orang pengawas yang merupakan staf dosen dan karyawan Universitas Bengkulu, yang dibagi sesuai tugas pokok dan fungsinya yaitu sebagai penanggungjawab sektor, penanggungjawab lapangan, penanggungjawab ruang, dan pengawas ruang. Jumlah pengawas itu mengacu pada ketentuan yaitu setiap satu orang pengawas mengawasi 20 orang peserta.

Pelaksanaan ujian tertulis SBMPTN di Unib juga diawasi langsung oleh Tim Monev dari Panitia Nasional, serta oleh Rektor dan unsur pimpinan Unib lainnya. Sejak dimulai hingga berakhirnya ujian tertulis, Rektor Unib Dr. Ridwan Nurazi, SE, M.Sc didampingi para Wakil Rektor, Kepala Biro dan seluruh Dekan selingkung Unib, melakukan peninjauan langsung ke gedung-gedung dan ruang tempat digelarnya ujian.

Sesuai jadwal yang sudah ditetapkan, pukul 07.00-07.30 WIB, para peserta kelompok Saintek telah masuk ruang ujian, mengisi biodata dan dilakukan pemeriksaan identitas oleh panitia pengawas. Kemudian, pukul 07.30 WIB bel/sirine yang dipancarkan dari gedung rektorat Unib berbunyi dan terdengar di seluruh gedung dan ruang tempat ujian. Bunyi sirine itu sebagai tanda bahwa waktu pengerjaan soal Tes Kemampuan Dasar (TKD) Saintek sudah dimulai. Para peserta kelompok Saintek dan kelompok Campuran, tampak serius menjawab soal, hingga pukul 09.15, bel berbunyi lagi tanda waktu ujian TKD Saintek selesai dan memasuki waktu istirahat hingga pukul 09.45.

Berikutnya, pada pukul 09.45-10.00 WIB, seluruh kelompok (Saintek, Soshum dan Campuran), masuk ruang ujian dan melakukan pengisian data yang langsung diperiksa oleh pengawas. Hingga pukul 11.45 seluruh peserta (Saintek, Soshum dan Campuran) mengerjakan soal Tes Kemampuan dan Potensi Akademik (TKPA), sekaligus ujian terakhir bagi kelompk Saintek. Dan pada pukul 13.15 hingga pukul 14.30, kelompok Soshum dan Campuran juga melaksanakan tes terakhir dengan mata uji Tes Kemampuan Dasar (TKD) Soshum.

Di sela-sela peninjauan langsung ke lokasi ujian, Rektor Unib Dr. Ridwan Nurazi, M.Sc yang diminta wawancara oleh insan Pers di Gedung Dekanat FMIPA mengatakan, berdasarkan pantauan pihaknya, tidak ada hambatan dan kendala yang berarti dalam pelaksanaan ujian tertulis SBMPTN ini.

“Secara umum pelaksanaan ujian tertulis ini berjalan tertib dan lancar, dan tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Saya dan para Wakil Rektor serta para Dekan telah meninjau langsung ke ruang-ruang tempat ujian, semuanya berjalan lancar,” ucap Dr. Ridwan.

Kata Rektor, berdasarkan penjelasan para panitia pengawas, memang ada beberapa peserta yang datang terlambat, namun masih di ambang batas waktu toleransi sehingga peserta bersangkutan diperbolehkan mengikuti ujian.

Kemudian di beberapa ruang ujian memang ada bangku bernomor peserta yang kosong, namun belum bisa dipastikan berapa jumlah keseluruhan dan apa penyebabnya.

“Ada bangku bernomor peserta yang kosong, namun jumlahnya tidak terlalu signifikan. Penyebabnya juga belum tahu, apakah mengundurkan diri, terlambat atau kemungkinan penyebab lainnya. Nanti silahkan tanya ke panitia teknis, karena berapa jumlah yang tidak hadir dan lain sebagainya, pasti direkap oleh panitia,” papar Rektor.

Rektor berharap dengan banyaknya jumlah peserta SBMPTN tahun ini, maka tingkat kompetisinya juga meningkat sehingga menghasilkan (in put) mahasiswa baru Unib yang lebih berkualitas.

Di akhir wawancaranya dengan awak media, Rektor mengingatkan agar para peserta yang tidak lulus SBMPTN ini nanti tidak berkecil hati dan jangan patah semangat untuk kuliah di Unib. Sebab, masih ada satu jalur penerimaan mahasiswa baru Unib (untuk program reguler, red) yang bisa ditempuh, yaitu SPMU (Seleksi Penerimaan Mahasiswa Unib). [hms1]

Skip to content