UNIVERSITAS BENGKULU

REKTOR Universitas Bengkulu, Dr. Ridwan Nurazi, SE, M.Sc, menekankan bahwa dalam menghadapi arus globalisasi dan mempersiapkan “Indonesia Emas” pada 2045, peningkatan kualitas pendidikan mutlak dilakukan. Universitas Bengkulu sendiri dengan segenap promenennya harus terus berupaya menyediakan serta memberikan pendidikan berkualitas kepada masyarakat.

Penekanan itu disampaikan Rektor dalam pidatonya pada acara wisuda periode ke-73 Universitas Bengkulu yang dihelat di gedung serba guna, Rabu (27/8/2014). Acara wisuda ini dikemas dalam bentuk rapat senat terbuka yang dihadiri Gubernur Bengkulu dan perwakilan Forum Komunikasi Pemerintah Daerah (FKPD), para mitra kerja dari pihak perbankkan, serta para orang tua dari 1.154 wisudawan.

“Berdasarkan milestones 100 tahun menuju Indonesia Emas (tahun 2045), saat ini Bangsa kita tengah memasuki era transformasi, setelah melewati fase Proklamasi Kemerdekaan tahun 1945, Pembangunan dan Stabilitas tahun 1966, serta Reformasi dan Demokrasi tahun 1998,” papar Rektor seraya menunjukkan slideshow berukuran jumbo yang ditampilkan di depan sebelah kiri dan kanan podium.

Di fase transformasi ini kita harus melakukan berbagai pembenahan dan pemantapan serta menciptkan generasi muda brilian, Sumber Daya Manusia yang profesional dan berkualitas, dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang mumpuni. Tanpa itu semua, maka Bangsa kita akan tergerus dan tidak akan mampu mengimbangi dan mengungguli persaingan di era globalisasi.

Tapa adanya SDM yang berkualitas dan profesional yang dibarengi penguasaan IPTEK secara mumpuni, maka berbagai potensi kekayaan Sumber Daya Alam di perut bumi dan terhampar di berbagai penjuru Tanah Air sulit untuk digali dan diberdayakan untuk kemajuan dan kesejahteraan Bangsa.

“Kunci kemajuan adalah SDM yang berkualitas, profesional dan memiliki daya saing tinggi serta penguasaan IPTEK di berbagai sektor. Nah, di sinilah pentingnya peningkatan kualitas pendidikan di berbagai tingkatan, termasuk peran perguruan tinggi, yaitu menciptakan tenaga-tenaga handal yang produktiv menuju keunggulan kompetitif,” ujar Dr. Ridwan Nurazi.

Tugas institusi pendidikan dengan segenap prominennya akan semakin berat, sebab di era globalisasi ini persaingan semakin ketat dan berbagai fenomena akan menghiasi wajah pendidikan di era milennium.

Fenomena dimaksud seperti, maraknya pendidikan instan yang selaras dengan kegandrungan masyarakat akan produk instan : Mie instan, bumbu masak instan, obat batuk instan. Kemudian gelar instan yang dapat dibeli tanpa proses, tanpa kompetensi dan kualitas. Berikutnya, semakin banyak gelar kebangsawanan demi gengsi. Belum lagi maraknya paket hemat dunia pendidikan : gelar S2, S3 (MBA, M.Sc, MM, Dr, Professorship dapat “dibeli”, tercipta suatu kondisi bertolak belakang yaitu Pendidikan Bisnis versus Bisnis Pendidikan. Dan akan marak pula kampus on-line.

Akan tetapi kata Rektor, meskipun berbagai fenomena akan menghiasi wajah pendidikan di era milennium, dan berbagai tantangan berat akan dihadapi, kita tidak boleh larut dan berpangku tangan. Justru, tantangan yang ada ini harus dijadikan pendongkrak semangat, memacu segala daya upaya dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan secara bersungguh-sungguh.

Kualitas pendidikan seperti apa yang harus kita wujudkan, termasuk di Universitas Bengkulu ? Yaitu suatu kondisi yang memenuhi standar atau melebihi harapan, dengan mengacu pada dimensi pokok kualitas : Reliability/keandalan yang mencakup core business, kurikulum sesuaii tuntutan profesi dan dunia kerja. Kemudian proses perkuliahan objektif, fair, on schedule.

Kemudian Responsiveness/daya tanggap terhadap persoalan dan tuntutan pelanggan internal dan eksternal. Assurance/jaminan terhadap penyediaan dan pelayanan dosen dan karyawan profesional, maka untuk meningkatkan profesionalisme itu harus terus dilakukan dengan upaya FGD, workshop, seminar, dan studi lanjut. Empathy yaitu melakukan komunikasi, memberikan perhatian pribadi, serta pemenuhan spesifik individu. Dan Tangibles/bukti fisik, mencakup kebersihan, tersedianya sarana dan prasarana (Sarpas) dan lain sebagainya.

Dimensi pokok kualitas juga menyangkut pelayanan, yaitu fokus pada pelanggan. Kemudian mewujudkan kepemimpinan yang berintegritas, kreatif, fleksibel, adaptif, kharismatik : kayak mencari malaikat ! Transformasional (rumuskan, artikulasikan, komunikasikan dan implementasikan). Serta untuk mewujudkan pendidikan berkualitas juga harus melakukan perbaikan berkesinambungan, yang diiringi dengan manajemen SDM secara profesional.

“Intinya adalah bahwa sebagai bagian dari intsitusi pendidikan yang peran dan fungsi utamanya adalah menciptakan SDM handal yang menguasai IPTEK, kita harus senantiasa bekerja keras dengan upaya sungguh-sungguh untuk meningkatkan kualitas, sehingga mampu melahirkan generasi muda yang handal, memiliki daya saing tinggi, sebagai bagian peran serta mewujudkan Indonesia Emas 2045,” tukas Dr. Ridwan Nurazi.[hms1]

Skip to content