UNIVERSITAS BENGKULU

DUA akademisi sekaligus Pakar Kebencanaan dari UNIB, Lindung Zalbuin Mase, Ph.D (Program Studi Teknik Sipil) dan Dr. Muhammad Farid (Program Studi Geofisika, FMIPA), serta Selupati (Kepala BPPD Kota Bengkulu) diundang mengikuti workshop berskala internasional terkait pengurangan resiko bencana, di Hotel Sukhosol, Bangkok – Thailand, tanggal 24 – 28 Februari 2020.

Kegiatan ini bertajuk Regional Training Workshop on “Building Cities Resilience to Climate and Disaster Risks” yang diorganisir oleh AIT (the Asian Institute of Technology), UNDRR (the United Nations Officer for Disaster Risk Reduction), EPIC-N (Educational Partnerships for Innovation in Communities) dan MOEJ (the Ministry of the Environment of Japan).

Kepala UPT Kerjasama dan Layanan Internasional (KSL) atau International Office UNIB, Yansen, Ph.D menjelaskan, keterlibatan dua pakar UNIB dan Kepala BPPD Kota Bengkulu pada kegiatan tersebut merupakan representasi Indonesia dan Provinsi Bengkulu pada umumnya. Negara-negara yang ikut bergabung pada workshop ini antara lain Nepal, Bangladesh, Maladewa, United States of America, Korea Selatan, dan Thailand.

“Ini kegiatan berskala internasional dan untuk Indonesia diwakili oleh Dua Pakar Bencana dari UNIB beserta Kepala BPPD Kota Bengkulu,” ujar Yansen kepada Tim Humas.

Dijelaskan, pada workshop itu Lindung Zalbuin Mase menjelaskan bahwa secara umum, kegiatan ini memberikan dampak positif, khususnya  berkaitan dengan pentingnya sinergi universitas, pemerintah daerah, dan masyarakat dalam menyusun rencana aksi pengurangan bencana dan ketahanan kota, khususnya yang berkaitan dengan dampak perubahan iklim.

Selain itu, para peserta juga diberikan ilmu baru, khususnya yang berkaitan dengan bagaimana mengidentifikasi kesiapan kota terhadap bencana mengacu pada kerangka baku Sendai Framework yang direkomendasikan oleh UNDRR.

Kegiatan ini juga menjelaskan bahwa pentingnya penyusunan kurikulum kebencanaan dan keterlibatan sivitas akademika dalam ruang lingkup pengurangan bencana bagi masyarakat.

Sementara Muhammad Farid menjelaskan, pasca kegiatan ini, BPBD Kota Bengkulu beserta UNIB akan melakukan audiensi dengan Pemerintah Kota Bengkulu dan BNPB yang nantinya akan memberikan feedback dari kegiatan yang telah diikuti ini, khususnya dalam penerapan penyusunan rencana aksi pengurangan bencana.

Sebagaimana diketahui, Bengkulu merupakan salah satu daerah di Indonesia yang kategori rawan bencana alam, baik gempa bumi dan tsunami, banjir dan tanah longsor, dan bencana alam lainnya. Semua pihak wajib melakukan berbagai upaya untuk melindungi masyarakat dan menciptakan ketahanan kota agar dampak bencana dapat diminimalisir.[Hms1/KSLI].

Skip to content