UNIVERSITAS BENGKULU

Rektor Universitas Bengkulu (Unib), Dr. Retno Agustina Ekaputri, S.E, M.Sc, mengundang para pengurus Organisasi Mahasiswa (Ormawa) untuk audiensi dan buka puasa bersama di rumah dinasnya (Mess Rektor) pada Rabu sore (19/3/2025). Acara ini tidak hanya menjadi ajang silaturahmi, tetapi juga wadah diskusi mengenai kebijakan efisiensi anggaran yang diterapkan pemerintah serta dampaknya bagi perguruan tinggi.

Rektor Unib ketika memaparkan kebijakan efesiensi anggaran dan dampaknya bagi universitas.(foto:hms1)

Dalam kesempatan tersebut, Dr. Retno mengungkapkan bahwa pada 13 Maret 2025 lalu, ia bersama para wakil rektor serta pimpinan perguruan tinggi dari seluruh Indonesia diundang oleh Presiden Prabowo Subianto ke Istana Kepresidenan di Jakarta. Presiden memaparkan berbagai hal terkait kondisi dan potensi bangsa, serta program kebijakan yang sedang dan akan dilaksanakan oleh Pemerintahan Kabinet Merah Putih, termasuk kebijakan efisiensi anggaran.

Presiden Prabowo menegaskan bahwa perguruan tinggi memiliki peran strategis dalam pembangunan nasional, khususnya dalam mendukung industri berbasis riset dan inovasi, selain tugas utamanya mencetak SDM yang berkualitas. Meski situasi perekonomian dan geopolitik global sedang tidak stabil, Presiden optimistis bahwa Indonesia akan menjadi negara maju dengan kebijakan efisiensi anggaran yang diterapkan di semua kementerian dan lembaga guna menutup kebocoran anggaran.

Rektor Unib mengimbau seluruh sivitas akademika memahami dan mendukung kebijakan pemerintah.(foto:hms1)

“Kami berkesempatan mendengar langsung dan merasakan semangat besar Presiden untuk mewujudkan Indonesia maju. Presiden memberikan ruang diskusi yang cukup luas bagi para rektor dan pimpinan perguruan tinggi, dan kami semua sangat mendukung program-program tersebut,” ujar Dr. Retno.

Terkait kebijakan efisiensi anggaran, Dr. Retno menjelaskan bahwa isu ini telah beberapa kali dibahas bersama di Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek), melibatkan seluruh rektor dan pimpinan perguruan tinggi. Di tingkat universitas, kebijakan ini juga telah disosialisasikan kepada seluruh dekan dan pimpinan unit kerja di lingkungan Unib.

Dampak dari kebijakan ini cukup signifikan bagi perguruan tinggi, termasuk Universitas Bengkulu. Beberapa program yang telah direncanakan harus ditunda, namun kebijakan ini tidak mempengaruhi layanan kemahasiswaan, kegiatan belajar mengajar, serta pemberian beasiswa.

Usai audiensi, Rektor dan Ormawa berdoa bersama yang dilanjutkan dengan buka puasa bersama.(foto:hms1)

Dr. Retno juga menegaskan bahwa efisiensi anggaran tidak berimbas pada kenaikan Uang Kuliah Tunggal (UKT). “Kebijakan efisiensi anggaran berdampak pada pengurangan biaya perjalanan dinas, biaya rapat, serta anggaran penelitian. Penelitian hanya akan difokuskan pada riset yang strategis dan produktif, sementara penelitian lainnya yang kurang mendesak akan ditunda,” jelas Dr. Retno.

Dalam menghadapi situasi ini, Rektor Unib mengajak seluruh civitas akademika, termasuk mahasiswa, untuk berpikir positif dan tetap optimis bahwa berbagai kebijakan yang diterapkan pemerintah akan membawa Indonesia semakin maju, terutama dalam menyongsong bonus demografi menuju Indonesia Emas 2045.

Rektor dan para Wakil Rektor foto bersama Pengurus Ormawa usai audiensi dan buka puasa bersama.(hms1)

Audiensi ini berlangsung dalam suasana kekeluargaan, di mana mahasiswa dapat menyampaikan aspirasi mereka secara langsung. Selain Rektor, para Wakil Rektor juga turut memberikan penjelasan agar tidak terjadi kesalahpahaman mengenai kebijakan efisiensi anggaran. Hadir pula para dekan, wakil dekan, serta pimpinan unit kerja lainnya, sehingga berbagai pertanyaan yang muncul dapat dijawab langsung oleh pihak yang berwenang.

Melalui acara ini, diharapkan terjadi keseragaman pemahaman mengenai kebijakan efisiensi anggaran. Para pengurus Ormawa diharapkan dapat menyebarluaskan informasi yang benar kepada mahasiswa lainnya dan masyarakat luas. Kalaupun dirasakan masih ada hal yang diragukan terkait penjelasan ini, Rektor dan jajaran bersedia melakukan diskusi kapanpun dengan para mahasiswa. [Purna Herawan | Humas Unib].