KANTOR Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Sumatera Bagian Selatan, Kamis (6/11/2014), menggelarCustoms Goes to Campus di ruang rapat utama gedung rektorat Universitas Bengkulu. Kegiatan ini disambut antusias oleh ratusan mahasiswa dari berbagai fakultas selingkung Unib.
“Kemarin tanggal 5 November kita kedatangan tamu dari PT. PLN (Persero) Sumbagsel yang menggelar talkshow bertajuk PLN goes to campus. Hari ini kita juga kedatangan tamu dari Palembang, yaitu dari Kantor Wilayah DJBC Sumbagsel yang juga menggelar talkshow goes to campus. Hal ini memberikan kebanggan tersendiri bagi Unib,” ujar Wakil Rektor Unib Bidang Perencanaan dan kerjasama Prof. Widodo, ketika membuka acara.
Menurut Prof. Widodo, semakin banyak institusi atau lembaga yang melakukan talkshow, sosialisasi, seminar dan lain sebagainya di kampus Unib, justru semakin baik untuk memperkaya pengetahuan dan pengalaman bagi para mahasiswa.
“Contohnya saja hari ini, dengan adanya talkshow customs goes to campus yang dilakukan DJBC Sumbagesl, kita lebih mengetahui apa dan bagaimana fungsi, tugas, wewenang dan lain sebagainya menyangkut Kantor Wilayah Bea dan Cukai. Oleh sebab itu, kami sangat mengapresiasi dan berterimakasih kepada DJBC Sumbagesl yang telah menggelar acara ini,” ujarnya.
Pada acara talkshow itu, para mahasiswa Unib diberi pemaparan tentang gambaran umum DJBC Sumbagsel, mencakup visi dan misi, fungsi, peran , proses reformasi dan transformasi kelembagaan, serta dukungan DJBC menghadapi Asean Economic Community yang mulai diberlakukan tahun 2015.
Pemaparan salah satunya disampaikan oleh Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Provinsi Bengkulu, Bambang Wikarsono, disaksikan sejumlah pejabat DJBC Sumbagsel. “Seharusnya yang melakukan pemaparan ini adalah Kepala DJBC Sumbagsel dan dia ingin sekali melakukannya. Namun karena ada tugas penting lainnya, dia mewakilkan kepada saya,” ujar Bambang.
Dijelaskan, setelah melakukan transformasi birokrasi, visi dan misi DJBC mengalami penyempurnaan. Visinya yaitu To be the world’s leading customs and excies administration (Menjadi institusi kepabeanan dan cukai terkemuka di dunia). Hal ini menggambarkan keinginan untuk menjadi yang terbaik di dunia kepabeanan dan melakukan perbaikan secara berkesinambungan.
Dan misinya disempurnakan menjadi We facilitate trade and industry (Memfasilitasi perdagangan dan industri), We guard Indonesia’s borders and community from smuggling and illegal trading (Kami melindungi perbatasan dan masyarakat Indonesia dari penyelundupan dan perdagangan illegal, dan We optimize revenue collection in customs and excise (Mengoptimalkan penerimaan negara di sektor kepabeanan dan cukai).
Wilayah kerja DJBC Sumbagsel meliputi enam Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai, yaitu KPPBC Palembang dengan 1 bandar udara, 4 pelabuhan laut, 10 pos pengawasan dan 1 kantor pos lalu bea.
Kemudian KPPBC Bandar Lampung dengan 1 bandar udara, 1 pelabuhan laut, 2 kantor bantu, 7 pos pengawasan dan 1 kantor pos lalu bea. Di Jambi dengan 1 bandar udara, 1 pelabuhan laut, 2 kantor bantu, 7 pos pengawasan dan 1 kantor pos lalu bea.
Untuk Provinsi Bengkulu, memiliki 1 bandar udara, 1 pelabuhan laut, 5 pos pengawasan dan 1 kantor pos lalu bea. Berikutnya Pangkal Pinang dengan 1 bandara, 1 pelabuhan laut, 2 pos bantu, 12 pos pengawasan dan 1 kantor pos lalu bea, serta daerah Tanjung Pandan dengan 1 bandar udara, 1 kantor bantu, dan 3 pos pengawasan.
“Khusus KPPBC Bengkulu, alamat kantornya di Jalan Rustandi Sugianto No. 7 Pulau Baai, dengan jumlah pegawai 20 orang dan wilayah kerja meliputi Pelabuhan Pulau Baai, Bandar Udara Fatmawati, serta Kantor Pos Lalu Bea Bengkulu. Selain itu juga membawahi pos pengawasan Pelabuhan Laut Linau, Pelabuhan Laut Mukomuko dan Pelabuhan Laut Pulau Enggano,” papar Bambang.[hms1]