FAKULTAS Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Bengkulu (FKIK Unib) bekerjasama dengan PERKI (Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia) dan Yayasan Jantung Indonesia (YJI) Bengkulu, menggelar senam jantung sehat dan pelatihan Bantuan Hidup Dasar (BHD) untuk menyelamatkan nyawa orang yang henti jantung, Minggu (15/9/2024).
Kegiatan yang dihelat di halaman gedung Dekanat FKIK Unib ini dihadiri Rektor Unib Dr. Retno Agustina Ekaputri, S.E, M.Sc, Wakil Rektor I Bidang Akademik Prof. Dr. Mochamad Lutfi Firdaus, S.Si, M.T, Wakil Rektor II Bidang Sumber Daya Yefriza, S.E, MPPM, Ph.D, Wakil Rektor IV Bidang Perencanaan dan Kerjasama Prof.Dr. Irfan Gustian, S.Si, M.Si, Dekan dan para Wakil Dekan FKIK Unib, para dosen dan tenaga kependidikan, serta ratusan undangan lainnya.
Dekan FKIK Unib, Dr. dr. Enny Nugraheni S, M.Biomed mengatakan, kegiatan ini untuk memeriahkan peringatan Hari Jantung Sedunia tahun 2024. Dirinya berterimakasih kepada PERKI dan YJI yang telah berkolaborasi dengan FKIK Unib untuk kegiatan ini dan berterimakasih kepada Rektor dan para Wakil Rektor Unib yang telah memberikan support.
Dijelaskan dr. Enny, henti jantung dapat menyerang siapa saja dan kapan saja tanpa peringatan. Sayangnya, masih banyak orang yang belum memahami bagaimana memberikan pertolongan pertama dalam situasi darurat ini. Padahal, respons yang cepat dan tepat sangat penting untuk meningkatkan peluang korban bertahan hidup.
“Menyikapi fenomena itu, maka FKIK Unib bekerjasama dengan PERKI YJI Bengkulu, menyelenggarakan Pelatihan Bantuan Hidup Dasar (BHD) untuk masyarakat awam pada hari ini,” ujarnya.
Melalui kegiatan ini tambah dr. Enny, diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan keterampilan penting kepada masyarakat dalam menangani kasus henti jantung yang sering terjadi secara mendadak.
Acara diawali dengan Senam Jantung yang diikuti oleh ratusan peserta dengan penuh semangat. Aktivitas ini bertujuan untuk menjaga kebugaran sekaligus meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan jantung.
Setelah senam, acara dilanjutkan dengan peluncuran Buku Saku Bantuan Hidup Dasar (BHD) untuk Masyarakat Awam. Buku ini merupakan hasil kerja sama antara dosen FKIK UNIB dan PERKI Cabang Bengkulu, yang disusun dalam bahasa yang mudah dipahami agar masyarakat umum dapat dengan cepat memahami langkah-langkah dasar pertolongan pertama pada henti jantung.
Peluncuran buku ini mendapat apresiasi dari para tamu undangan, karena dianggap sebagai inovasi penting dalam menyebarkan informasi tentang penanganan medis darurat.
Pelatihan Bantuan Hidup Dasar
Bagian utama dari acara ini adalah Pelatihan Bantuan Hidup Dasar (BHD), yang mengajarkan langkah-langkah penting dalam menangani kasus henti jantung. Dalam pelatihan ini, peserta diajarkan cara mengenali tanda-tanda henti jantung serta teknik Resusitasi Jantung Paru (RJP) yang melibatkan kompresi dada untuk menyelamatkan nyawa.
Pelatihan menghadirkan narasumber dr. Muhammad Abduh, Sp.Jp yang dirancang untuk membekali masyarakat umum dengan keterampilan dasar pertolongan pertama yang bisa dilakukan di rumah, tempat kerja, atau di ruang publik.
Antusiasme terlihat dari berbagai kalangan peserta, termasuk dosen, tenaga kependidikan, mahasiswa, dan masyarakat umum. Mereka merasa mendapatkan pengetahuan baru yang bermanfaat dan relevan untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Respons positif dari peserta menunjukkan betapa pentingnya edukasi keterampilan BHD, terutama di lingkungan yang padat aktivitas seperti kampus dan masyarakat umum.
Kolaborasi dalam Misi Kemanusiaan
Kegiatan ini bukan sekadar pelatihan biasa, melainkan wujud kolaborasi antara FKIK UNIB, PERKI, dan YJI Bengkulu dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Universitas Bengkulu sebagai mitra utama sangat mendukung upaya peningkatan kesadaran dan keterampilan masyarakat dalam menghadapi situasi medis darurat, terutama henti jantung.
Dengan kegiatan ini, diharapkan semakin banyak masyarakat yang sadar dan terampil dalam memberikan pertolongan pertama saat terjadi situasi darurat. Pelatihan ini juga menjadi awal dari lebih banyak kegiatan serupa di masa depan, sehingga semakin banyak orang yang siap menyelamatkan nyawa dalam kondisi kritis. [Release-fkik/Hms1].