UNIVERSITAS BENGKULU

DALAM rangka mencegah berkembangnya organisasi dan menangkal masuknya ideologi serta paham radikalisme Islamic State of Irak and Syiria (ISIS) di lingkungan kampus Universitas Bengkulu dan masyarakat Provinsi Bengkulu umumnya, Komando Daerah Militer (Danrem) 041 Garuda Emas bekerjasama dengan Bagian Kemahasiswaan Unib, Selasa (2/9/2014), menggelar kuliah umum bertajuk “Bela Negara dan Antisipasi Pergerakan ISIS.”

Kuliah umum yang dipusatkan di Gedung Serba Guna (GSG) Unib itu diikuti 3000 lebih mahasiswa yang merupakan mahasiswa baru tahun ajaran 2014/2015. Meskipun berasal dari delapan fakultas berbeda, namun pada saat mengikuti kuliah umum ini, mereka menggunakan seragam yang sama yaitu kemeja putih dan celana serta rok hitam.

Rektor Unib, Dr. Ridwan Nuazi, SE, M.Sc dalam sambutannya menekankan kepada seluruh mahasiswa bahwa paham dan ideologi yang dikembangkan ISIS sangat bertentangan dengan ajaran agama dan berpotensi merusak kesatuan dan persatuan Bangsa.

Oleh sebab itu, diimbau kepada seluruh mahasiswa dan masyarakat Provinsi Benkulu umumnya, untuk tidak terpengaruh dan ikut serta pada pergerakan organisasi tersebut. “Apakah kita, seluruh mahasiswa dan segenap sivitas akademika Universitas Bengkulu siap mengolak ISIS ?” teriak Rektor. “Siap !” jawab mahasiswa serentak.

Sebagai pembicara utama pada Kuliah Umum itu adalah Komandan Korem 041 Gamas, Kol. Inf. Achmad Sudarsono, SIP. Ia menjelaskan, untuk mencegah dan menangkal ISIS, diperlukan adanya pemahaman agama yang utuh di kalangan para pemuda. Pasalnya, target utama kelompok ISIS yakni merekrut pemuda untuk dijadikan tameng dalam setiap aksi radikalnya.

“ISIS bukan agama, tapi suatu organisasi radikal yang mengatasnamakan agama. Bila gerakan ini masuk ke Indonesia, maka sangat berpotensi memecah belah persatuan dan dapat mengancam keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang susah payah diperjuangkan dan dibangun oleh para pejuang pendahulu kita,” ujar Kol. Inf. Achmad Sudarsono.

Dijelaskan Kol. Inf. A. Sudarsono, paham dan ideologi yang dikembangkan ISIS sangat bertentangan dengan ideologi Bangsa Indonesia yang berasaskan Pancasila. Oleh sebab itu, pemerintah beserta organisasi keagamaan telah menyatakan sikap menolak keras penyebaran ISIS di seluruh Tanah Air Indonesia.

“Kita semua, seluruh pemuda, mahasiswa dan masyarkat Bengkulu harus menolak serta mengantisipasi berkembangnya ISIS di daerah ini,” tegas Danrem.

Para pemuda khususnya kalangan mahasiswa tambah Danrem, harus tahu ajaran-ajaran yang sudah mengarah ke paham ISIS atau ideologi radikalism lainnya. Sehingga, ketika ditemukan di lingkungan sekitar kita, dapat segera ditangkal dan dicegah.

“Menumbuhkan pemahaman itu dimulai pada diri kita, kemudian pada lingkungan keluarga dan masyarakat sekitar kita. Bila ada yang menemukan pergerakan suatu organisasi yang mencurigakan dan tidak sesuai dengan pemahaman keagamaan kita, segera laporkan kepada aparat berwajib,” ujarnya.

Pantauan Tim Humas, kegiatan kuliah umum yang berlangsung sekitar dua jam itu, berlangsung tertib dan khidmad serta diikuti sangat antusias oleh ribuan mahasiswa Unib. Untuk merangsang mahasiswa memahami makna dan arti Bela Negara, sesekali Danrem memberikan pertanyaan dan bagi mahasiswa yang berhasil menjawab dengan benar langsung diberikan hadiah bingkisan.

Selain Danrem, kuliah umum itu juga diisi pemaparan tentang Antisipasi ISIS oleh dua pembicara lainnya yaitu Kepala Perwakilan Badan Intelijen Negara Wilayah Bengkulu, Drs. Joko Susilo, MM, dan Drs. Herman Yatim dari Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Bengkulu.

Pada sesi terakhir acara, dilakukan penandatanganan nota kesepahaman kerjasama atau MoU tentang Pendidikan Bela Negara, antara Danrem dan Unib. MoU itu ditandatangani langsung oleh  Kol. Inf. Achmad Sudarsono, SIP dan Rektor Unib Dr. Ridwan Nurazi, SE, M.Sc, disaksikan para wakil Rektor dan tamu undangan lainnya. [hms1]

Skip to content