UNIVERSITAS BENGKULU

LEMBAGA Penjaminan Mutu dan Pengembangan Pembelajaran (LPMPP) Universitas Bengkulu, Senin (3/10/2014), menggelar workshop tentang peningkatan mutu program studi dan institusi. Pemateri yang dihadirkan sangat istimewa dan merupakan orang-orang yang expert di bidangnya, yaitu tim dari Higher Education Leadership and Management (HELM) yang diketuai mantan dosen Unib Abdurahman.

Kegiatan yang berlangsung di aula gedung perpustakaan Unib itu diikuti puluhan dosen pengelola Unit Penjaminan Mutu dan para Wakil Dekan Bidang Akademik dari berbagai fakultas selingkung Unib. Acara dibuka secara resmi oleh Rektor Unib Dr. Ridwan Nurazi, SE, M.Sc.

Dr. Ridwan menyambut baik diselenggarakannya workshop ini dan berharap para pengelola UPM dan para Wakil Dekan bersama-sama dengan LPMPP dapat lebih semangat dan bergairah untuk meningkatkan mutu akademik dan pelayanan kepada masyarakat sehingga ke depan akreditasi program studi dan akreditasi intsitusi dapat lebih ditingkatkan.

“Kita ingin tidak ada lagi progam studi di Universitas Bengkulu yang nilai akreditasinya C. Kemudian akreditasi institusi yang saat ini sudah B ke depan harus ditingkatkan menjadi A. Kita akan berupaya maksimal dan meminimalisir berbagai kendala yang selama ini sering menjadi penghambat peningkatan akreditasi,” papar Rektor.

Dijelaskan Rektor, selain melengkapi sarana dan prasarana, serta melakukan pengelolaan progam studi secara maksimal, salah satu upaya dalam meningkatkan akreditasi adalah program studi bersangkutan harus melakukan review terlebih dulu serta melakukan koordinasi dengan LPMPP sebelum menyerahkan isian borang kepada BAN PT.

“Jika isian borang sudah direview dan dikoordinasikan dengan LPMPP serta meminta saran dan masukan dari sejumlah asessor BAN PT yang ada di Unib, maka apa saja kekurangan dan kelemahan dapat segera diketahaui dan dicarikan jalan keluarnya,” tukar Ridwan.

Ketua LPMPP Unib, Prof. Safnil pada kesempatan itu mengatakan, kegiatan workshop ini dimaksudkan sebagai wadah bagi para pengelola UPM dan para Wakil Dekan Bidang Akademik dari berbagai fakultas untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang bagaimana meningkatkan akreditasi program studi.

Kegiatan ini sangat penting sebab para pemateri merupakan Tim dari HELM yang sudah berpengalaman membina lebih kurang 50 perguruan tinggi se Indonesia dalam kaitan program peningkatan mutu dan akreditasi. Sejumlah perguruan tinggi yang sudah dibina HELM, saat ini akreditasinya sudah meningkat menjadi A.

Kita menyadari kata Prof. Safnil, dalam upaya-upaya peningkatan mutu dan akreditasi baik program studi maupun institusi, banyak sekali kendala yang dihadapi. Namun berbagai kendala itu harus dijadikan tantangan bukan hambatan, dan kita harus bahu-membahu mencarikan solusi terbaik.

“Workshop ini memberikan kesempatan kepada kita semua untuk menggali pengalaman, berbagi informasi tentang bagaimana upaya meningkatan mutu dan akreditasi. Kita patut mengapresiasi kehadiran Tim HELM yang dikoordinir Pak Abdurahman yang sudah meluangkan waktu untuk berbagi pengalaman kepada kita semua,” ujar Prof. Safnil.

Kegiatan workshop yang dipandu moderator Drs. Asep Topan, M.Si selaku Sekretaris Bidang Penjaminan Mutu LPMPP Unib itu disambut antusias dan penuh semangat oleh peserta. Apalagi pada kesemapatan itu Abdulrahman berulangkali menyebut bahwa kehadirannya di Unib ini seakan kegiatan reuni dan temu kangen dengan rekan-rekannya yang dulu sesama dosen di Unib.

Pada kesempatan itu Abdulrahman mengatakan, akreditasi program studi dan institusi perguruan tinggi saat ini tidak bisa dipandang sebelah mata, sebab masyarakat pengguna layanan sudah cerdas dalam menentukan pilihan menyangkut pengisian lowongan kerja, penentuan persyaratan melanjutkan studi dan lain sebagainya.

“Bila akreditasi kita masih C, maka jangan heran bila masyarakat tidak memilih alumni kita untuk mengisi lowongan kerja. Masyarakatpun akan memilih perguruan tinggi lain yang sudah bagus akreditasinya untuk melanjutkan kuliah,” ujarnya.

Kata Abdurahman agar akreditasi meningkat maka budaya mutu di Unib harus ditingkatkan secara berkelanjutan, bukan pada saat mau melaksanakan proses akreditasi saja. Substansi budaya mutu yaitu merubah mindset, memperbaiki mutu secara berkelanjutan, mengoptimalisasi fungsi-fungsi setiap satuan kerja, memperjelas kontribusi individu serta melembagakannya dalam arti harus dilakukan berulang-ulang secara kolektif.

Abdurahman juga menekankan bahwa untuk meningkatkan mutu perguruan tinggi fokusnya harus meningkatkan mutu program studi, baru kemudian meningkatkan mutu fakultas dan mutu universitas.

“Semua itu membutuhkan komitmen dari seluruh pimpinan dan dalam meningkatkan mutu kita harus bekerja kolektif, tidak bisa mengandalkan kehebatan diri sendiri-sendiri,” tukasnya.[hms1]

Skip to content