DALAM kunjungan kerja ke Provinsi Bengkulu, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) Republik Indonesia, Abdullah Azwar Anas, S.Pd, S.S, M.Si, menyempatkan diri menyapa mahasiswa dan dosen Universitas Bengkulu dalam acara Kuliah Umum dengan tema “Bergerak untuk Reformasi Birokrasi Berdampak,” di Gedung Layanan Terpadu UNIB, Kamis (16/3/2023).
Kehadiran pria kelahiran 6 Agustus 1973 yang merupakan mantan Kepala LKPP (Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah) dan mantan Bupati Banyuwangi dua periode ini, disambut gembira dan rasa bangga oleh segenap pimpinan UNIB dan ratusan mahasiswa.
“Selamat datang Pak Menteri. Kami di sini, ada para Wakil Rektor, para Dekan dan Wakil Dekan, para ketua lembaga dan unit kerja, para mahasiswa dari delapan fakultas yang ada di UNIB. Kami sangat gembira dan bangga bisa mendapat kunjungan langsung, berdiskusi serta mendapat ilmu pengetahuan dan informasi dari Bapak Menteri melalui kuliah umum ini,” ujar Rektor UNIB Dr. Retno Agustina Ekaputri, S.E, M.Sc.
Dalam sambutannya, Rektor juga menyampaikan, UNIB sangat berkomitmen untuk menciptakan birokrasi bersih dan melayani. Beberapa waktu lalu, dua fakultas telah mencanangkan Zona Integritas (ZI) dan ke depan akan menyusul fakultas lainnya.
Namun, beberapa tahun ke depan, UNIB yang berdiri sejak tahun 1982 akan mengalami siklus 40 tahunan, dimana salah satu implikasinya adalah banyaknya ASN yang memasuki usia pensiun, baik PNS Tenaga Pengajar / Dosen maupun Tenaga Kependidikan (Tendik). Puncaknya pada tahun 2025, PNS di UNIB akan memasuki usia “pensiun massal.” Hal ini tentu membutuhkan kebijakan, sehingga tidak terjadi kekurangan ASN beberapa tahun ke depan.
Kemudian, sama dangan instansi lain, UNIB juga masih menunggu petunjuk dari Kementerian PAN-RB terkait tenaga non PNS yang sudah mengabdi lama dihubungkan dengan kebijakan aktual yang dilakukan Pemerintah.
“Kami mohon petunjuk dari Pak Menteri terhadap dua hal tersebut, pensiun massal ASN dan bagaimana kebijakan terkait tenaga Non PNS yang telah mengabdi lama. Kiranya melalui kuliah umum dan diskusi ini, kita menemukan langkah-langkah strategis dalam mendorong dan mendukung kebijakan Pemerintah Pusat untuk mewujudkan birokrasi bersih dan melayani serta berdampak bagi kesejahteraan masyarakat,” ujar Dr. Retno Agustina Ekaputri.
Dalam kuliah umumnya, selain memberikan motivasi kepada para mahasiswa agar melaksanakan perkuliahan secara baik dan tekun, Menteri Azwar Anas menyampaikan bahwa kampus dapat menjadi mitra strategis pemerintah dalam pelaksanaan Reformasi Birokrasi Tematik.
Menteri Anas juga sangat mengapresiasi kampus UNIB yang telah mencanangkan Zona Integritas dan mendorong agar kampus ini dapat menjadi lokomotif bagi pergerakan untuk meningkatkan perbaikan birokrasi di jajaran pemerintah daerah dalam upaya maksimal untuk mensejahterakan masyarakat.
“Untuk adik-adik mahasiswa, tekunlah belajar dan taatlah beribadah. Sebab masa depan negeri ini ada di tangan adik-adik. Terkait kekurangan SDM di UNIB akibat gelombang pensiun, silahkan diusulkan rekrutmen agar rasio kebutuhan terpenuhi. Untuk non PNS yang mengabdi lama, kita akan cari solusi terbaik, jalan tengahnya. Namun pada kesempatan ini Saya mengajak pihak kampus untuk sama-sama bergerak mewujudkan reformasi birokrasi berdampak bagi kesejahteraan masyarakat,” papar Menteri Anas.
Turut hadir dalam acara ini antara lain Kepala Kejaksaan Tinggi Bengkulu Heri Jerman, Sekretaris Daerah Provinsi Bengkulu Hamka Sabri dan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Eri Yulian Hidayat. Kemudian dari Kementerian PAN-RB sendiri, hadir juga Staf Ahli Menteri PANRB Bidang Administrasi Negara Herman, Staf Khusus Menteri PANRB Bidang Pelayanan Publik Wanto Sugito, Asdep Penguatan Budaya Kerja SDM Aparatur Damayani Tyastianti, Asdep Koordinasi Pelaksanaan Kebijakan dan Evaluasi Reformasi Birokrasi, Akuntabilitas Aparatur, dan Pengawasan I Akhmad Hasmy, serta Asdep Kelembagaan dan Tata Laksana, Politik, Hukum, Keamanan dan Pemerintah Daerah Kementerian PANRB Istyadi Insani.
Acara ini disambut antusias oleh ratusan mahasiswa yang ditandai banyaknya peserta yang hadir dan banyaknya yang ingin mengajukan pertanyaan saat sesi diskusi. Namun, karena keterbatasan waktu, hanya dibatasi pada enam penanya. Bagi para penanya, di akhir acara mendapat doorprize dari Menteri Anas berupa buku tentang Reformasi Birokrasi dan khusus mahasiswa penanya juga mendapat uang jajan yang langsung dirogoh dari kantong celana Menteri Anas. [Penulis: Purna Herawan. Editor : Nursihati/Humas].