Pidato Terakhir Prof. Zainal Muktamar dalam rangka Wisuda

MASA jabatan Rektor Unib Prof. Ir. H. Zainal Muktamar, M.Sc, Ph.D akan berakhir bulan Oktober 2013. Ia akan digantikan oleh Dekan Fakultas Ekonomi Dr. Ridwan Nurazi yang terpilih sebagai Rektor Unib melalui rapat senat beberapa waktu lalu. Oleh sebab itu, pidato Prof. Zainal Muktamar pada prosesi wisuda periode ke-70 merupakan pidato terakhirnya dalam rangka wisuda.

“Jabatan Rektor yang saya emban pada periode kedua periode tahun 2009-2013 akan berakhir pada Oktober 2013. Pidato wisuda kali ini merupakan pidato saya yang terakhir dalam rangka wisuda,” ujar Prof. Zainal Muktamar mengawali pidatonya di hadapan ribuan wisudawan dan keluarga wisudawan yang memadati gedung serba guna Unib, Rabu (28/8).

Dalam pidatonya Prof. Zainal Muktamar menyampaikan catatan perjalanan Universitas Bengkulu selama kepemimpinannya, sekaligus menyampaikan pesan untuk pimpinan yang baru. “Izinkan saya menyampaikan catatan perjalanan Universitas Bengkulu selama kepemimpinan saya dan pesan untuk pimpinan yang baru. Pidato saya ini berjudul “Universitas Bengkulu : Perjalanan Menuju Universitas Kelas Dunia,” ujar Prof. Zainal.

Dalam pidatonya Prof. Zainal menjelaskan, ketika memulai jabatan sebagai Rektor pada tahun 2005, rencana implementasi otonomi perguruan tinggi merupakan isu paling hangat. Sebagian besar dari sivitas akademika dan masyarakat sepertinya sangat “heboh” dengan ketentuan baru dalam dunia pendidikan berupa Badan Hukum Pendidikan (BHP), meski ketentuan tersebut masih dalam Rancangan Undang-Undang (RUU).

“Lepas dari pro dan kontra yang terjadi terkait ketentuan tersebut, Saya harus meyakini dan memastikan bahwa BHP adalah kesempatan terbaik bagi Unib untuk mewujudkan visinya sebagai universitas terdepan. Saya yakin bahwa BHP memenuhi sepuluh prinsip pengelolaan pendidikan yang visioner, yaitu nirlaba, otonom, akuntabel, transparan, penjaminan mutu, layanan prima, non diskriminasi, keberagaman, keberlanjutan, dan partisipatif,” paparnya.

Dalam perjalanannya kata Prof. Zainal, keyakinan seluruh sivitas akademika tentang fungsi strategis BHP dalam mengantarkan Unib sebagai universitas terdepan, conveying better future, telah diwujudkan dalam berbagai bentuk reorientasi kebijakan strategis universitas.

“Universitas Bengkulu telah menyusun Rencana Strategis (Renstra) 2006 – 2016 untuk meningkatkan kualitas kompetitif dengan perguruan tinggi yang lain. Renstra ini mengakomodasi isu-isu sentral yang berkaitan dengan governance, accountability, dan brand image,” ujarnya.

Berikutnya, seperti diketahui, putusan Mahkamah Konstitusi nomor 11-14-21-126-136/PUU-VII/2009 tahun 2010 telah secara tegas mencabut Undang-Undang Nomor 9 tahun 2009 tentang Badan Hukum Pendidikan (UU BHP). “Tidak dipungkiri, keputusan ini sempat membuat semua sivitas akademika kehilangan harapan untuk membawa universitas ini ke arah yang lebih baik,” kata Prof. Zainal.

Namun demikian lanjut Prof. Zainal, segenap pimpinan dan sivitas akademika cepat kembali merapatkan barisan untuk menegakkan komitmen mewujudkan visi Unib menjadi universitas terdepan. Putusan MK itu tidaklah serta merta melemahkan komitmen pengembangan Unib ke depan. Dengan tetap berpegang teguh pada komitmen pengembangan good university governance dalam kerangka pencapaian World Class University, Unib terus melakukan penataan.

Visi dan misi Unib diperbaharui untuk mengakomodir dinamika kebutuhan pengembangan akademik sampai tahun 2025. Dan patut disyukuri bersama bahwa Menteri Pendidikan dan Kebudayaan telah memberikan dukungan penuh pada usaha penyempurnaan dan pengembangan Unib ke depan. Ini ditandai dengan ditetapkannya Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 63 tahun 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Universitas Bengkulu.

“Kini kita sudah memiliki statuta dan OTK baru. Menuju World Class University tidak bisa ditawar-tawar lagi. Seluruh sivitas akademika dan karyawan harus meningkatkan kinerja secara profesional, merapatkan barisan, dan bahu membahu dalam teamwork untuk mencapai visi yang baru,” ujar Prof. Zainal, seraya menegaskan efektivitas OTK Unib harus segera disempurnakan untuk dapat mewujudkan visi Unib sebagai World Class University pada tahun 2025.

Selain catatan-catatan dan pesan-pesan tersebut, dalam pidatonya Prof. Zainal juga menyampaikan sejumlah keberhasilan dan prestasi yang telah diraih oleh Unib. Dan Ia juga menyampaikan hambatan, tantangan dalam memajukan Unib ke depan. “Salah satu tantangan kita adalah adanya ancaman pensiun serentak dosen dan karyawan dalam waktu yang tidak lama lagi. Hal ini perlu kita antisipasi dan carikan solusinya,” tukasnya.

Di akhir pidatonya, Prof. Zainal menyampaikan perkembangan lulusan Unib, serta mengucapkan selamat dan menyampaikan pesan kepada para wisudawan dan wisudawati. “Selamat dan sukses kepada para wisudawan. Pesan saya, agar saudara hendaknya mampu menjaga dan membina diri menjadi lulusan Unib yang berkualitas di masyarakat, dan jagalah nama baik almamater,” ujarnya.[hms1]