UNIVERSITAS BENGKULU

SAMA seperti tahun 2022 dan tahun 2023, Program Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) Universitas Bengkulu (Unib) tahun 2024 juga berhasil mencetak 2 (dua) Rekor Museum Rekor – Dunia Indonesia (MURI). Peristiwa bersejarah tersebut terjadi di stadion Unib, Senin pagi (5/8/2024).

Pembukaan PKKMB ditandai dengan pemukulan dol oleh Rektor, Wakil Rektor III, Ketua Senat, Kepala Biro, Ketua Panitia dan Ketua BEM KBM Unib, serta pemasangan almamater kepada mahasiswa baru. (hms1)

Peraihan 2 Rekor MURI ini menjadi bagian dari rangkaian acara pembukaan PKKMB Unib tahun akademik 2024-2025, seiring dengan telah masuknya mahasiswa baru Unib berjumlah lebih kurang 4.600 orang yang merupakan hasil seleksi jalur SNBP, SNBT, SMMPTN-Barat dan seleksi JAMAK Unib.

Kedua Rekor MURI yang berhasil diraih Unib, yaitu “Pemakaian Syal Motif Bumpak oleh Mahasiswa Baru Terbanyak,” dan “Menulis Pantun Bahasa Daerah oleh Mahasiswa Baru Terbanyak.”

Penyerahan dua piagam Rekor MURI dilakukan oleh Direktur Marketing MURI, Awan Rahargo, dan diterima dengan penuh bahagia dan bangga oleh Rektor Unib Dr. Retno Agustina Ekaputri, S.E, M.Sc.

Sapa dan sambut mahasiswa baru oleh Rektor, Ketua Senat, para Dekan dan Wakil Dekan.(Foto:hms1)

Penyerahan piagam ini dilakukan setelah pihak MURI melakukan penilaian terhadap makalah yang diajukan Unib dan telah melihat secara langsung aksi pemakaian syal motif Bumpak dan penulisan pantut bahasa daerah secara serentak oleh 4.546 orang mahasiswa baru Unib dan juga oleh segenap panitia acara.

“Setelah mempelajari, menelaah dan menilai makalah yang diajukan Unib, serta telah melihat secara langsung aksi pemakaian syal motif Bumpak dan penulisan pantun bahasa daerah secara serentak oleh mahasiswa baru Unib, maka kami memutuskan memberikan Piagam Rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) kepada Unib terhadap dua aksi ini,” ujar Awan Rahargo.

Para mahasiswa baru mengangkat tangan sebagai tanda siap dan bersemangat meraih prestasi.(hms1)

Awan berharap, melalui pemecahan rekor MURI ini, semakin meningkatkan literasi masyarakat terhadap budaya dan kerajinan khas daerah, khususnya kain tenun motif Bumpak yang merupakan kerajinan tradisional masyarakat Bengkulu dari Suku Serawai Kabupaten Seluma. Begitupun dengan aksi menulis pantun bahasa daerah, diharapkan semakin mendorong peningkatan program literasi dan pelestarian budaya, seni dan sastra daerah dalam rangka memperkuat kesenian melayu Indonesia.

“Kami ucapkan selamat kepada Unib, melalui kreativitas para mahasiswa baru ini telah berhasil menorehkan prestasi yaitu pemecahan dua rekor MURI. Kami memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Unib karena beberapa tahun terakhir sudah berhasil meraih 6 (enam) rekor MURI,” pungkas Awan Rahargo.

Pemakaian syal motif Bupak secara serentak oleh 4500an mahasiswa baru dan para pimpinan Unib.(hms1)

Sementara itu, Rektor Unib Dr. Retno Agustina Ekaputri, S.E, M.Sc dan Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan Prof. Dr. Candra Irawan, S.H, M.Hum, dalam sambutannya mengucapkan terimakasih kepada panitia yang telah menyelenggarakan acara istimewa ini, terimakasih kepada semua undangan yang hadir dan terimakasih kepada pihak MURI yang hari ini memberikan piagam penghargaan pemecahan dua rekor MURI kepada Universitas Bengkulu.

Kepada seluruh mahasiswa baru, diucapkan selamat datang dan seluruh pimpinan universitas, juga pimpinan fakultas selingkung Unib menyambut kehadiran mahasiswa baru dengan senang hati dan penuh rasa bangga.

“Selamat atas keberhasilan adik-adik yang telah mengikuti seleksi begitu ketat. Hadirnya adik-adik di sini membuktikan bahwa kalian mempunyai potensi yang begitu besar untuk berkembang dan berprestasi,” ujar Dr. Retno.

Penulisan pantun bahasa daerah secara serentak oleh 4500an mahasiswa baru Unib.(foto:hms1)

Selama kuliah di Unib, Dr. Retno menyarankan agar mahasiswa baru dapat mengikuti seluruh perkuliahan dengan baik, memanfaatkan fasilitas yang ada secara optimal, melakukan aktivitas kemahasiswaan yang bermanfaat, serta berorientasi pada pencapaian prestasi.

Pemerintah pusat melalui Kemendikbudristek kata Dr. Retno telah mencanangkan kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang memberikan kesempatan kepada mahasiswa belajar di luar kampus, memilih mata kuliah di luar program studi yang diikuti, serta memperluas interaksi dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI) guna menambah bekal pengalaman sehingga nanti menjadi lulusan yang kompeten dan mendapat pekerjaan yang layak.

“Manfaatkan kesempatan baik ini sehingga nanti kalian menjadi orang-orang yang sukses. Saya menaruh harapan besar kepada kalian, karena kalian adalah bagian dari Unib. Prestasi Unib adalah prestasi kalian dan prestasi kalian adalah prestasi Unib. Mari bersemangat, raih prestasi setinggi-tingginya,” ujar Dr. Retno Agustina Ekaputri.

Direktur Marketing MURI memberikan piagam dan penghargaan kepada Unib karena telah memecahkan rekor pemakaian syal motif Bupak terbanyak dan penulisan pantun bahasa daerah terbanyak.(hms1)

Prof. Candra Irawan selaku Wakil Rektor bidang kemahasiswan juga menyarankan agar para mahasiswa banyak melakukan kegiatan di luar jam kuliah. Namun, ada tiga persyaratan yang harus dipenuhi jika mau melaksanakan kegiatan di luar jam kuliah tersebut.

“Syarat pertama, seluruh kegiatan harus bersifat intelektual. Kedua, harus kreatif dan inovatif, dan ketiga seluruh kegiatan harus menyenangkan. Jangan ada kesedihan ketika adik-adik melakukan kegiatan di kampus. Dari tiga persyaratan tersebut hasilnya apa ? Saya menunggu prestasi adik-adik, baik prestasi tingkat provinsi, tingkat nasional, bahkan prestasi tingkat internasional,” kata Prof. Candra.

Rektor Unib dan Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan didampingi Ketua Senat, Wakil Rektor I, Wakil Rektor II dan Wakil Rektor IV serta Kepala Biro dan Ketua Panitia PKKMB, menerima piagam MURI.(hms1)

Hari ini kata Prof. Candra, para mahasiswa baru telah mencatat sejarah baru dalam hidupnya, yaitu diterima secara langsung oleh Rektor dan segenap pimpinan Unib untuk mengawali masa perkuliahan di kampus tercinta ini.

“Hari ini juga adik-adik akan mencatat sejarah, prestasi pertama ketika menginjakkan kaki di Universitas Bengkulu, yaitu memecahkan 2 Rekor MURI. Prestasi ini hendaknya dijadikan motivasi agar ke depan semakin banyak prestasi yang adik-adik torehkan di kampus Unib ini,” pungkasnya.

Sebelumnya, Ketua Panitia PKKMB Unib tahun 2024, Dr. Rio Kurniawan, S.Pd, M.Pd melaporkan, selain memecahkan dua rekor MURI, pada pembukaan PKKMB ini juga diwarnai dengan aksi papermob oleh mahasiswa baru yang menampilkan sepuluh motif yang relevan dan menginspiratif.

Aksi papermob mahasiswa baru ditampilkan pada videotron yang dipasang di stadion Unib dan disiarkan secara live streaming pada akun You Tube Unib Tv.(foto:hms1)

Kemudian, sebelumnya, tanggal 1 Agustus 2024 telah dilaksanakan Festival AKSARA ULU untuk menyambut mahasiswa baru di Gedung Serba Guna (GSG) Unib. AKSARA ULU merupakan kemasan acara dalam rangka PKKMB, singkatan dari Agenda Kegiatan Sapa Rafflesia Muda Universitas Bengkulu.

“Melalui berbagai kegiatan ini, kita memperkenalkan paradigma kehidupan kampus, sistem akademik, cara tingkah laku dan etika mahasiswa, tentang organisasi kemahasiswaan dan berbagai bidang kreativitas lainnya, serta menanamkan nilai-nilai kebangsaan, wawasan Nusantara, pemahaman anti radikalisme, anti narkoba, anti terorisme dan anti korupsi,” papar Dr. Rio Kurniawan.

Rektor Unib, Wakil Rektor III dan Ketua Panitia Pelaksana PKKMB, ketika menyampaikan sambutan.(hms1)

Revitalisasi Kebudayaan

Terkait dengan pemecahan dua rekor MURI hari ini kata Dr. Rio Kurniawan, hal itu merupakan wujud kreativitas mahasiswa dalam mengimplementasikan tema PKKMB Unib tahun 2024 yang diarahkan pada revitalisasi kebudayaan. Revitalisasi kebudayaan dinilai sangat penting saat ini untuk menjaga, melestarikan serta mengembangkan kebudayaan daerah dan kebudayaan nasional dalam menghadapi persaingan global.

Rektor dan Wakil Rektor foto bersama dengan segenap pimpinan fakultas dan mahasiswa baru.(Hms1)

“Maka pada momentum PKKMB tahun ini, Universitas Bengkulu memperkenalkan kekayaan warisan budaya Provinsi Bengkulu, yang salah satunya adalah tenun motif Bupak dari Suku Serawai Kabupaten Seluma. Juga menulis patun berbahasa daerah, dengan maksud untuk mendorong program literasi budaya dan aksara melayu Indonesia semakin ditingkatkan,” ujarnya.

Dijelaskan Dr. Rio, syal Bupak memiliki motif yang terdiri dari berbagai elemen. Setiap elemen mengandung makna tersirat yang mendalam dan indah, serta mempresentasikan nilai etnik, religi, sosial dan estitika.

Foto bersama dan bahagia pada tahun 2024 ini Unib kembali meraih 2 piagam Rekor MURI.(foto:hms1)

Ada elemen Bintang Sekebun, mengandung makna agar kita menggantungkan cita-cita setinggi langit. Kemudian, ada elemen Mato Punai Kandung Lawaian, yang melambangkan pertahanan dan keindahan. Ada juga elemen Bunga Rafflesia, menunjukkan keunikan budaya dan alam sekitar. Lalu, ada elemen Unak Sebuku dan Pucuk Rebung, melambangkan pembentukan karakter yang harus dimulai sejak dini. Dengan dihiasi empat warna utama yaitu hitam, biru, merah dan emas, melambangkan kejayaan dan kemakmuran.

“Kain motif khas yang berasal dari suku Serawai Kabupaten Seluma ini telah diproduksi sejak dari zaman penjajahan secara turun temurun. Kebudayaan dan kerajinan yang menjadi salah satu kebanggaan Provinsi Bengkulu ini haruslah kita jaga dan kembangkan,” papar Dr. Rio Kurniawan.

Rektor dan para Wakil Rektor menghampiri dan memberikan semangat kepada mahasiswa baru.(hms1)

Kemudian terkait dengan pantun, dijelaskan Dr. Rio, bahwa pantun merupakan bagian penting budaya sastra Melayu dan Indonesia. Pantun merupakan ungkapan perasaan, seperti cinta, kerinduan, kebahagiaan, hingga kesedihan. Pantun dijadikan sarana hiburan, hingga tradisi lisan, selain sebagai bentuk seni puisi yang indah. Pantun menjadi ciri khas Indonesia dalam mendidik dan menyampaikan hal-hal yang bermanfaat.

“Mengingat pentingnya pantun untuk meningkatkan literasi seni sastra lisan yang terdiri dari empat baris dengan aturan ritme dan rima tertentu ini, maka pada PKKMB Unib tahun ini kita mengadakan penulisan pantun secara serentak oleh seluruh mahasiswa baru,” kata Dr. Rio.

Bahasa yang digunakan tambah Dr. Rio, adalah bahasa daerah dari setiap suku yang berbeda di Bengkulu, mulai dari Suku Serawai, Suku Rejang, Lembak, Pekal, dan suku lainnya.

“Berkat kerja keras dan kekompakan semua pihak, kita mampu melaksanakan dua aksi kreatif ini,” papar Dr. Rio, seraya mengucapkan terimakasih kepada Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) yang telah memberikan piagam rekor terhadap dua aksi mahasiswa baru Unib ini.[Purna Herawan/Humas].

Foto selebrasi ceria Rektor dan Wakil Rektor III bersama BEM KBM Unib dan panitia PKKMB tahun 2024 karena telah berhasil mencetak 2 rekor MURI.(foto:hms1)
Skip to content