Rektor Universitas Bengkulu (Unib), Dr. Retno Agustina Ekaputri, S.E, M.Sc, bersama suami Dr. Budianto, menghadiri Seminar Inovasi Teknologi Konservasi Penyu yang digelar di Rumah Konservasi Penyu Alun Utara, Desa Pekik Nyaring, Kecamatan Pondok Kelapa, Kabupaten Bengkulu Tengah, pada Minggu siang (20/4/2025).



Rektor Unib Dr. Retno Agustina Ekaputri, Dekan FT Unib Dr. Afdhal Kurniawan dan Kepala Dinas LHK Provinsi Bengkulu Safnizar, M.P, ketika menyampaikan sambutan.(foto:hms1)
Kehadiran Rektor dalam kegiatan ini merupakan bentuk dukungan terhadap aktivitas akademik dan riset dosen serta Mahasiswa Pencinta Alam Fakultas Teknik (Pulkanik) Unib. Kegiatan ini menekankan pentingnya inovasi teknologi yang memberikan dampak positif bagi masyarakat dan pembangunan daerah.
“Meskipun hari ini hari libur, saya tetap menyempatkan hadir karena saya adalah salah satu pencinta penyu. Kegiatan ini sangat positif dan sejalan dengan arahan Kemendiktisaintek bahwa perguruan tinggi harus mendorong lahirnya inovasi yang berdampak bagi masyarakat,” ungkap Dr. Retno saat memberikan sambutan.



Ketua PULKANIK Fikri Pebrian menjelaskan maksud dan tujuan seminar, dan M. Ridho Sepriadi ketika menjelaskan hasil inovasinya berupa Inkubator/Mesin Penetas Telur Penyu.(foto:hms1)
Dalam seminar tersebut, Rektor menyampaikan apresiasi khusus kepada M. Ridho Sepriadi, mahasiswa Teknik Mesin di bawah bimbingan Prof. Dr. Eng. Dedi Suryadi, ST, MT, telah berhasil menciptakan mesin penetas telur penyu. Inovasi ini dinilai efektif dan efisien untuk membantu meningkatkan populasi penyu yang kini semakin langka di pesisir Bengkulu.
“Penyu merupakan salah satu biota laut yang terancam punah. Inovasi mesin penetas telur ini diharapkan mampu mempercepat proses pelestarian dan turut berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat pesisir,” lanjutnya.



Rektor, Dekan FT Unib dan Kepala Dinas LHK Provinsi Bengkulu, serta Dosen Pembimbing Pulkanik dan para mahasiswa berfoto bersama dengan menunjukan Mesin Peneteas Telur Penyu yang diciptakan.(foto:hms1)
Dekan Fakultas Teknik Unib, Dr. Eng. Afdhal Kurniawan Mainil, ST, MT, juga menyampaikan rasa bangganya atas kontribusi nyata mahasiswa, khususnya dari Program Studi Teknik Mesin. Ia menilai inovasi ini merupakan bukti bahwa ilmu teknik dapat bersinergi dengan semangat pelestarian lingkungan.
“Pengembangan inkubator penyu oleh mahasiswa kita bukan hanya menunjukkan kapasitas teknis, tapi juga keberpihakan pada isu keberlanjutan,” ujarnya.
Dr. Afdhal menambahkan, bidang teknik mesin kini dituntut menjawab tantangan energi dan lingkungan secara bersamaan. “Hari ini kita menyaksikan salah satu jawabannya,” ungkapnya.
Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi antara perguruan tinggi, komunitas pecinta alam, kelompok pelestari lokal, dan pemerintah dalam upaya konservasi penyu yang berkelanjutan.



Rektor dan rombongan ikut melestarikan penyu dengan melepasliarkannya ke Samudera Hindia.(foto:hms1)
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi Bengkulu, Safnizar, S.Hut, M.P, yang hadir mewakili Gubernur Bengkulu, menyampaikan apresiasinya terhadap inovasi teknologi konservasi dari mahasiswa Unib.
“Inovasi ini sejalan dengan rencana Gubernur menjadikan Bengkulu sebagai Daerah Konservasi. Kami siap berkolaborasi dengan perguruan tinggi untuk pengembangan teknologi konservasi di berbagai sektor, termasuk mitigasi abrasi pantai seperti yang terjadi di kawasan Rumah Konservasi Penyu Alun Utara ini,” ujarnya.



Dengan semangat dan riang gembira, Rektor dan rombongan melepaskan penyu dan tukik ke lautan.(foto:hms1)
Pelepasliaran Penyu ke Laut
Usai seminar, Rektor Unib dan rombongan bersama mahasiswa Pulkanik yang diketuai oleh Fikri Pebrian, kelompok pelestari, serta para undangan, melakukan pelepasliaran sejumlah penyu dewasa dan tukik (bayi penyu) ke Samudera Hindia. Aksi ini menjadi simbol komitmen bersama untuk menjaga keberlanjutan ekosistem laut.



Usai melepasliarkan penyu dan tukik, Rektor Unib memberikan cindera mata kepada Ketua Kelompok Pelestari Penyu Alun Utara dan melakukan foto bersama di tepi pantai.(foto:hms1)
Kegiatan tersebut turut dihadiri oleh Ketua Kelompok Pelestari Penyu Alun Utara, Zulkarnedi, serta pembina mahasiswa Pulkanik, Mohammad Nur Dita Nugroho, S.T, M.Sc.
Sebagai penutup, Rektor Unib memberikan plakat penghargaan kepada Kelompok Pelestari Penyu Alun Utara atas dedikasi mereka dalam upaya konservasi sejak tahun 2016 dan edukasi masyarakat tentang pentingnya perlindungan penyu. [Purna Herawan | Humas].