ORGANISASI Internasional Regional Network on Poverty Eradication (RENPER) merupakan perwujudan inistiatif dari beberapa perguruan tinggi di ASIA untuk berperan serta dalam penanggulangan masalah kemiskinan di Negara masing-masing dan berkontribusi secara internasional melalui riset, pengembangan ilmu pengetahuan dan kegiatan akademis lainnya.
Bagi Universitas Bengkulu sendiri, RENPER merupakan salah satu “pintu masuk” dalam mewujudkan visi dan misi menjadi perguruan tinggi berkelas dunia atau world class university (WCU) pada 2025.
Demikian diungkapkan Ketua RENPER UNIB, Prof. Ir. Zainal Muktamar, M.Sc, Ph.D dalam acara launching Jurnal Internasional RENPER di gedung rektorat UNIB, Senin (11/4/2016). Acara launching ini sendiri dirangkai dengan penandatanganan MoU antara UNIB dan Pemerintah Provinsi Bengkulu, serta kuliah umum dies natalis ke-34 UNIB dengan tema “Kebijakan Peretasan Kemiskinan di Bengkulu” yang disampaikan langsung oleh Gubernur Bengkulu Dr. H. Ridwan Mukti.
Dijelaskan Zainal Muktamar, sejak awal berdirinya RENPER bulan Oktober 2010 lalu di University Kelantan-Malaysia, UNIB sudah menjadi anggota bahkan salah satu perguruan tinggi penginisiasi berdirinya RENPER bersama 11 perguruan tinggi se ASIA.
Kegiatan RENPER berupa seminar-seminar dan kajian akademik tentang penanggulangan masalah kemiskinan yang dikemas dalam bentuk consul meeting dan annual meeting. Sebagai salah satu penginisiasi RENPER, UNIB juga pernah sukses menjadi tuan rumah seminar (annual meeting) pada tahun 2012 lalu.
“Tahun 2012 lalu, kita sukses menjadi tuan rumah annual meeting ke tiga yang dihadiri puluhan bahkan ratusan pakar dari berbagai perguruan tinggi se Tanah Air maupun dari Negara-negara ASIA. Tahun 2016 ini, annual meeting diagendakan bulen Oktober di Filipina. Dan saat ini anggota RENPER terus bertambah termasuk dari India dan Srilangka,” papar mantan Rektor UNIB dua periode itu.
Pembahasan tentang Masalah kemiskinan kata Prof. Zainal, mencakup hampir semua disiplin ilmu. Oleh sebab itu, setiap melakukan seminar-seminar atau kajian ilmiah, pakar yang dihadirkan dari berbagai bidang keahlian. “Ini wadah kita, semua disiplin ilmu bisa berperan serta dan berkontribusi,” ujarnya.
Pada tahun 2014 lalu kata Prof. Zainal, Rektor UNIB membentuk RENPER UNIB. Ini merupakan konsekwensi dijadikannya UNIB sebagai representasi RENPER di Indonesia, sekaligus bentuk konkrit komitmen Rektor UNIB berkontribusi dalam penanggulangan masalah kemiskinan.
Di gedung RENPER UNIB, diskusi, riset dan kajian penanggulangan masalah kemiskinan sudah menjadi agenda rutin. Diskusi tersebut dilakukan bersama berbagai stakeholder di Provinsi Bengkulu. Dan juga memberikan konsultasi riset bagi pihak-pihak pemangku kebijakan dalam membahas alternative solusi kegiatan penanggulangan kemiskinan di daerah ini.
Sebagai wadah aktualisasi kegiatan, RENPER UNIB juga sudah membentuk website resmi dengan alamat www.renperunib.ac.id. Kemudian pada consul meeting di Nanjing University, How Chi Min tahun 2014 lalu, RENPER UNIB diberi kepercayaan mengelola Jurnal Internasional RENPER.
“Jurnal Internasional RENPER inilah yang kita launching saat ini. Jurnal ini merupakan wadah aktualisasi naskah riset dan kajian ilmiah tentang penanggulangan kemiskinan yang dihasilkan para pakar dari berbagai universitas anggoat RENPER,” tukas Prof. Zainal seraya berharap kegiatan ini mendapat support dari berbagai pihak.
Pantauan Tim Humas UNIB, peluncuran atau lanching Jurnal Internasional RENPER tersebut ditandai dengan penyerahan jurnal kepada Rektor UNIB. Kemudian jurnal itu diserahkan satu per satu kepada dekan selingkung UNIB dan kepada Gubernur Bengkulu Ridwan Mukti.
Selain gubernur, turut hadir pada acara itu antara lain Kapolda Bengkulu Brigjen. Pol. M. Ghufron, Danrem 041 Gamas Kol.Inf. Fajar Budiman, Kajati Bengkulu Ali Mukartono, para SKPD selingkung Pemerintah Provinsi Bengkulu, para guru besar, para dosen dan ratusan mahasiswa dari berbagai fakultas di UNIB. Acara ditutup dengan sesi foto bersama. [humas1]