UIN STS Jambi Benchmarking ke Unib Terkait Akreditasi Internasional

UNTUK mencari informasi dan masukan tentang peluang dan strategi Akreditasi Internasional, rombongan dari Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin (UIN STS) Jambi melakukan benchmarking ke Universitas Bengkulu (Unib), Kamis (19/9/2024).

Suasana diskusi rombongan UIN STS Jambi dengan Wakil Rektor I dan LPMPP Unib.(foto:hms1)

Dipilihnya Unib sebagai tempat studi tiru ini karena Unib merupakan satu-satunya institusi perguruan tinggi di Indonesia yang telah terakreditasi internasional ACQUIN (The Accreditation, Certification and Quality Assurance Institute), dan sebanyak 68 program studi di Unib telah mendapat sertifikat akreditasi ACQUIN pada 2023 lalu.

ACQUIN sediri adalah asosiasi terdaftar pada EQAR (European Quality Assurance Register for Higher Education) yang berkantor pusat di Bayreuth – Jerman. EQAR merupakan lembaga akreditasi, sertifikasi dan penjaminan mutu bertaraf internasional yang diakui Kemendikbudristek, sesuai dengan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 83/P/2020 Tanggal 24 Januari 2020.

Pemberian cindera mata antara UIN STS Jambi dan LPMPP Unib.(foto:hms1)

“Rasanya sangat tepat kami melakukan benchmaring ke Unib ini, sebab Unib secara institusi telah terakreditasi internasional ACQUIN dan sebanyak 68 program studi-nya telah menerima sertifikat akreditasi internasional. Semoga dengan kegiatan ini kami menambah wawasan dari pengalaman Unib yang telah sukses meraih akreditasi internasional, sehingga dapat diterapkan dalam upaya percepatan akreditasi internasional di UIN STS Jambi,” ujar Kepala LPM UIN STS Jambi, Dr. Tanti, S.Si, M.Si, selaku pimpinan rombongan.

Pada diskusi yang berlangsung di ruang rapat tiga gedung rektorat Unib tersebut, Dr. Tanti hadir bersama Sekretaris Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) UIN STS Jambi Drs. Sururudin, M.Pd, Koordinator Pusat Pengembangan Sumberdaya Manusia Tabroni, S.Ag, M.Pd.I, Koordinator Pusat Akreditasi dan Internasionalisasi Dr. Try Susanti, S.Si, M.Si, dan Koordinator Pusat Sistem Pejaminan Mutu Nispi Syahbani, S.Ag, M.Pd.I.

Selanjutnya, hadir juga Koordinator Pusat Pengembangan Kurikulum dan Transintegrasi Ilmu UIN STS Jambi Dr. Wahyudi, M.Pd, Koordinator Pusat Survei, Tracer Studi dan Pengembangan Karir Alumni Hendra Gunawan, M.Hum, serta dua orang Penelaah Teknis Kebijakan UIN STS Jambi, Abdul Rahim Saldek, S.Sos.I dan Dr. Nurhuda, S.Pd, M.Pd.

Ketua LPMPP Unib dan Kepala LPM UIN STS Jambi ketika menyampaikan sambutan.(foto:hms1)

Rombongan disambut baik oleh Rektor Unib Dr. Retno Agustina Ekaputri, S.E, M.Si yang diwakili oleh Wakil Rektor I Bidang Akademik Unib Prof. Dr. Mochamad Lutfi Firdaus, S.Si, M.T. Dengan didampingi oleh Ketua Lembaga Penjaminan Mutu dan Pengembangan Pembelejaran (LPMPP) Unib Dr. Yulian Fauzi, S.Si, M.Si, serta anggota Task Force Akreditasi ACQUIN Unib.

“Selamat datang di Unib, kami menyambut baik kunjungan rombongan UIN STS Jambi. Semoga dengan benchmarking ini kita bisa saling berbagi pengalaman tentang akreditasi internasional dan berkolaborasi untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang menjadi komitmen kita bersama,” ujar Prof. Mochamad Lutfi Firdaus.

Pada pertemuan ini tambah Prof. Lutfi, dari pihak Unib sengaja dikoordinir oleh Ketua LPMPP Dr. Yulian Fauzi dan anggota Task Force ACQUIN, sehingga dapat menceritakan detail tentang bagaimana proses Unib mendapatkan 69 Sertifikat Akreditasi Internasional dari ACQUIN beberapa waktu lalu.

“Dengan mendengarkan pengalaman dari Unib, semoga menjadi bekal masukan bagi UIN STS Jambi dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan dan pengelolaan lembaga, serta rencana-rencana untuk menghadapi akreditasi internasional,” tutur Prof. Lutfi.

Foto bersama rombongan UIN STS Jambi dengan Wakil Rektor dan Task Force ACQUIN Unib.(foto:hms1)

Pada diskusi tersebut, Ketua LPMPP Unib Dr. Yulian Fauzi menjelaskan, program akreditasi internasional yang dilakukan Unib, selain untuk meningkatkan capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) universitas dan unit kerja, juga sebagai upaya mewujudkan internasionalisasi perguruan tinggi dan mendorong terwujudnya visi Unib menjadi universitas berkelas dunia pada 2025.

Kalau ditanya kiat Unib berhasil melaksanakan akreditasi internasional ini, kata Dr. Yulian, salah satu kuncinya adalah komitmen yang tinggi dari semua stakeholder. Semua pimpinan baik level universitas dan fakultas, hingga unit-unit kerja lainnya, memiliki komitmen dan tekad yang sama kuat untuk menggapai keberhasilan ini.

“Begitupun para mahasiswa dan alumni serta mitra kerja di pemerintahan dan swasta, semua saling mendukung dan bekerjasama untuk mewujudkan target yang telah ditetapkan. Berkat kekompakan dan kerjasama yang baik itu, Unib mendapatkan pengakuan dengan terbitnya 69 sertifikat dari ACQUIN,” ungkap Dr. Yulian. [Purna Herawan/Humas].