UNIVERSITAS BENGKULU

WAKIL Rektor IV Unib Bidang Perencanaan, Kerjasama dan Bisnis, Prof. Dr. Irfan Gustian, S.Si, M.Sc menerima kunjungan kerja pimpinan Universitas Tridinanti (UNANTI) Palembang, Sumatera Selatan, dan perwakilan Universitas Swadaya Gunung Jati (UGJ) Cirebon, Jawa Barat, di ruang rapat tiga gedung Rektorat Unib, Selasa (6/8/2024).

Wakil Rektor IV Unib Prof. Irfan Gustian ketika menyambut kunjungan UNANTI dan UGJ.(foto:hms1)

Sama seperti Institu Teknologi Sumatera (ITERA) Lampung, Universitas Siliwangi (UNSIL) Tasikmalaya, Universitas Terbuka (UT) Jakarta, FISIP Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) dan sejumlah universitas lainnya yang melakukan kunjungan beberapa waktu lalu, kunjungan pimpinan UNANTI dan UGJ juga bermaksud untuk benchmarking, menggali pengalaman dari Unib tentang akreditasi internasional dari ACQUIN – Eropa.

“Tentu cukup berasalan kami melakukan benchmarking ke sini. Karena Unib adalah universitas pertama di Indonesia yang telah berhasil mendapatkan Sertifikat Akreditasi Internasional dari ACQUIN, dan sebanyak 68 program studi jenjang S1 dan S2 di Unib telah menerima Sertifikat ACQUIN,” ujar Wakil Rektor II UNANTI, Hj. Nina Fitriana, S.E, M.Si.

Wakil Rektor II UNANTI dan Perwakilan UGJ ketika sambutan dan berterimakasih kepada Unib.(hms1)

Pada kunjungan ini kata Hj. Nina, dirinya bersama rombongan sebanyak 15 orang, mewakili Tim Akreditasi Internasional tingkat universitas dan Tim Akreditasi Internasional tingkat fakultas selingkung UNANTI.

“Semoga kami dapat menambah wawasan lebih luas dari pengalaman baik Unib yang telah meraih akreditasi ACQUIN, sehingga dapat menjadi pertimbangan dalam perumusan kebijakan terkait akreditasi dan peningkatan kualitas pendidikan di lingkungan UNANTI,” kata Hj. Nina.

Di samping itu, tambah Hj. Nina, melalui kunjugan ini antara UNANTI dan Unib dapat meningkatkan kerjasama di berbagai sektor, terutama untuk mensukseskan kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang telah menjadi komitmen bersama.

“Kita memiliki kedekatan jarak, antara Bengkulu dan Palembang saling bertetangga. Banyak potensi dapat dikerjasamakan untuk mendorong implementasi MBKM dan meningkatkan capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) institusi,” kata Hj. Nina, seraya berterimakasih kepada Unib yang telah menyambut dengan baik kunjungannya ini.

Berbagai informasi tentang ACQUIN disampaikan Task Force Unib kepada UNANTI dan UGJ.(hms1)

Senada diungkapkan oleh perwakilan Bidang Standarisasi dan Akreditasi Universitas Swadaya Gunung Jati (UGJ), Firman Hidayat, S.Si, M.Si. Bersama dua rekannya, Dr. Aan Anisah, M.Pd dan Dr. H. Neneng Aminah, M.Pd, berkujung ke Unib untuk “belajar” tentang bagaimana upaya mendapatkan sertifikat akreditasi internasional dari The Accreditation, Certification and Quality Assurance Institute, Jerman.

“Dengan kegiatan studi tiru ini, diharapkan bisa memperluas wawasan kami dan memberikan masukan kepada Tim Akreditasi Internasional UGJ dalam menyiapkan langkah-langkah strategis untuk menghadapi akreditasi internasional yang akan dilaksanakan beberapa waktu ke depan,” ujarnya.

Mewakili Rektor Unib, Prof. Irfan Gustian menyambut baik kunjungan Wakil Rektor II UNANTI berserta rombongan dan Perwakilan Bidang Standarisasi dan Akreditasi UGJ.

“Kami mengapresiasi dan bertimakasih karena Bapak-bapak dan Ibu-ibu telah mempercayakan Unib sebagai universitas yang dituju untuk kegiatan benchmarking ini. Tentu saja, kami akan berbagi pengalaman sebanyak-banyaknya tentang akreditasi ACQUIN, karena peningkatan kualitas pendidikan telah menjadi komitmen kita bersama,” ujar Prof. Irfan Gustian.

Saling memberi cindera mata plakat institusi masing-masing antara Unib dengan UNANTI dan UGJ.(hms1)

Setelah acara penyambutan yang diakhiri dengan pemberian cindera mata dan foto bersama, rombongan dari UNANTI dan UGJ langsung melakukan diskusi dengan Anggota Task Force Akreditasi ACQUIN Unib yang dipimpin oleh Ketua Lembaga Penjaminan Mutu dan Pengembangan Pembelajaran (LPMPP) Unib Dr. Yulian Fauzi, S.Si, M.Si.

Membersamai Dr. Yulian Fauzi, tampak hadir Kepala Pusat Penjaminan Mutu LPMPP Unib Dr. Gita Mulyasari, S.P, M.Si yang sekaligus sebagai moderator diskusi. Kemudian hadir pula Sekretaris Bidang Pembelajaran LPMPP Unib Dr. Gumono, M.Pd, Koordinator Subbagian LPMPP Dartoni, S.E, Kabbag UHTL Rektorat Unib Wuryanto, S.P, serta Humas Unib.

Tentang ACQUIN, Dr. Yulian Fauzi mengatakan, lembaga ini merupakan asosiasi terdaftar pada EQAR (European Quality Assurance Register for Higher Education) yang berkantor pusat di Bayreuth – Jerman. EQAR sendiri merupakan lembaga akreditasi, sertifikasi dan penjaminan mutu bertaraf internasional yang diakui Kemendikbudristek, sesuai dengan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 83/P/2020 Tanggal 24 Januari 2020.

Diskusi tentang ACQUIN dan foto bersama antara Unib, UNANTI dan UGJ.(foto:hms1)

Bagi Unib, program akreditasi internasional ini selain untuk meningkatkan capaian Indikator Kinerja Utama (IKU), juga sebagai upaya mewujudkan internasionalisasi perguruan tinggi dan mendorong terwujudnya visi Unib menjadi universitas berkelas dunia pada 2025.

“Alhamdulillah, bersyukur kita, setelah melalui perjuangan dan effort yang luar biasa, akhirnya kualitas dan mutu pendidikan di Unib mendapat pengakuan dari dunia internasional dengan terbitnya sertifikat akreditasi dari ACQUIN. Total ada 69 Sertifikat Akreditasi Internasional ACQUIN yang diterima Unib,” papar Dr. Yulian.

Dengan cerita pengalaman yang disampaikan oleh Task Force ACQUIN Unib ini tambah Dr. Yulian, diharapkan memberikan kontribusi bagi peningkatan kualitas dan pencapaian akreditasi internasional yang akan dilakukan UNANTI dan UGJ ke depan. [Purna Herawan/Humas].

Skip to content