UNIVERSITAS BENGKULU

Rektor Universitas Bengkulu (Unib) Dr. Retno Agustina Ekaputri, S.E, M.Sc merespon positif dan siap mendukung Pembentukan Kampus Kebangsaan yang diinisiasi dan diprogramkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). Hal ini terungkap dalam audiensi antara perwakilan BNPT dengan pimpinan Unib di ruang rapat tiga gedung rektorat Unib, Jumat (14/11/2024).

Acara audiensi rombongan BNPT dengan Rektor Unib dan jajaran.(foto:hms1)

Acara audiensi dihadiri Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan Prof. Dr. Candra Irawan, S.H, M.Hum, Wakil Rektor II Bidang Sumberdaya Yefriza, S.E, MPPM, Ph.D dan Wakil Rektor IV Bidang Perencanaan dan Kerjasama Unib Prof. Dr. Irfan Gustian, S.Si, M.Si. Kemudian tampak hadir juga Plt. Kepala Biro Perencanaan, Pendidikan dan Kemahasiswaan (PPK) Unib Drs. Mirhasudin dan Koordinator Bagian Kesejahteraan Mahasiswa Febrianti Prihatin.

Sementara dari pihak BNPT sendiri tampak hadir sejumlah pengurus FKPT Bengkulu yang dipimpin oleh Kasubdit Pemberdayaan Masyarakat BNPT Kol. Sus. Dr. Harianto, M.Pd.

“Kami seluruh pimpinan Unib hingga pimpinan unit-unit kerja selingkung Unib lainnya terus berkomitmen untuk mendukung upaya-upaya pencegahan berkembangnya paham radikalisme dan aksi-aksi terorisme di lingkungan kampus. Ketika masuk ke kampus Unib, para mahasiswa baru (Maba) langsung dibekali tentang pengetahuan kebangsaan dan berbagai aspek tentang pencegahan paham radikalisme dan terorisme,” ujar Dr. Retno.

Rektor Unib merespon positif program pembentukan Kampus Kebangsaan oleh BNPT.(foto:hms1)

Terkait program BNPT yang akan membentuk Kampus Kebangsaan di Tanah Air tambah Dr. Retno, Universitas Bengkulu menyambut baik rencana tersebut dan siap mendukung implementasinya di lingkungan kampus Universitas Bengkulu. “Ini suatu program yang sangat bagus dan kita siap mendukung,” tuturnya.

Kasubdit Pemberdayaan Masyarakat BNPT, Dr. Harianto, pada audiensi ini menjelaskan, program pembentukan Kampus Kebangsaan dilatarbelakangi beberapa hal, antara lain kencenderungan sifat mahasiswa yang berpikir kritis dalam proses pencarian paradigma baru terkait keagamaan, sementara kurikulum di perguruan tinggi belum memadai untuk memenuhi keingintahuan mereka.

Foto bersama rombongan BNPT dengan Rektor dan para Wakil Rektor Unib usai acara audiensi.(foto:hms1)

Kemudian, beberapa oknum mahasiswa di Indonesia saat ini terlibat aktif menjadi aktor terorisme dan radikalisme sehingga ideologi radikal tidak lagi mengenal status dan tingkat pendidikan. Dan di sisi lain, kampus menjadi potensial bagi kaum radikal menyebarluaskan ideologinya serta merekrut anggota, dikarenakan kampus akan meluluskan para penerus bangsa yang akan memimpin Indonesia ke depan.

“Dari beberapa latarbelakang ini kita dari BNPT meluncurkan program Pembentukan Kampus Kebangsaan bekerjasama dengan seluruh universitas di Tanah Air. Kami berterimakasih karena Rektor dan pimpinan Unib lainnya sangat mendukung program ini,” ujar Dr. Harianto. [Purna Herawan/Humas].

Skip to content