UNIVERSITAS BENGKULU

SELAIN meningkatkan kualitas pembelajaran dan membangun infrastruktur yang signifikan untuk mendukung terlaksananya Tri Dharma Perguruan Tinggi yang mumpuni, saat ini UNIB juga terus meningkatkan “internasionalisasi” melalui berbagai program baik oleh fakultas maupun universitas yang difasilitasi oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kerjasama dan Layanan Internasional (KSLI) UNIB.

Berbagai program tersebut diawali dengan peningkatan kerjasama internasional UNIB dengan sejumlah universitas di luar negeri (MoU dan MOA). Lalu, diaplikasikan dalam bentuk program akreditasi internasonal, penelitian bersama dan publikasi karya ilmiah internasional, serta kegiatan-kegiatan seminar dan workshop internasional.

Kemudian, dengan meningkatnya kerjasama internasional, UNIB juga mengaplikasikannya dalam bentuk mobility program yang meliputi pertukaran mahasiswa (student exchange) dan pengiriman dosen serta staf tenaga kependidikan untuk “belajar singkat” ke universitas-universitas mitra kerjasama di luar negeri.

“Berbagai program tersebut dalam rangka meningkatkan internasionalisasi UNIB untuk mendorong terwujudnya visi institusi yaitu menjadi World Class University (WCU) pada 2025,” ujar Kepala UPT KSLI UNIB, Dr. Yansen.

Untuk mobility program khusus dosen dan staf tenaga kependidikan, baru-baru ini UNIB telah melaksanakan sejumlah pengiriman dosen dan staf ke luar negeri. Pada tanggal 31 Oktober sampai 16 November 2018 lalu, Dosen Jurusan Sosial Ekonomi Fakultas Pertanian UNIB Dr. Andi Irawan mengikuti Kursus Internasional di Belanda.

Dr. Andi Irawan mendapatkan Fellowship (beasiswa) Short Course “Learning, action research, and outreach – Making higher education boost food security” yang didukung dengan sponsor penuh (semua biaya kursus, perjalanan, akomodasi dan konsumsi) dari Orange Knowledge Program Pemerintah Belanda dan bantuan biaya pengurusan visa dari UPT KSLI UNIB.

Selama tiga minggu itu, Dr Andi Irawan melakukan aktivitas di Wageningen, Belanda. Selain aktivitas kelas, juga dilakukan kunjungan lapangan ke HAS University dan Wageningen University. Dua universitas di Belanda ini menerapkan metode real-life learning bagi para mahasiswanya.

Peserta kegiatan ini berjumlah 17 orang yang mendapatkan beasiswa tersebut. Peserta 17 orang tersebut berasa dari Indonesia, Georgia, Mali, Benin, Nigeria, Ethiopia, Afrika Selatan, Ghana, Mesir,.Pakistan, Vietnam, Srilanka dan Mozambique.

Kemudian, medio Oktober – November 2018, UNIB juga mengirimkan beberapa dosen dan tenaga kependidikan ke beberapa perguruan tinggi di ASEAN dalam program mobility.

Dosen yang melaksanakan program mobility ini adalah Irnanda Priyadi, S.T, MT dari Fakultas Teknik dan Pepi Novianti, S.Si, M.Si dari Fakultas MIPA. Keduanya melaksanakan program pertukaran dosen selama dua minggu di Universitas Malaya, Malaysia, sesuai dengan fakultas masing-masing (Department Electrical Engineering dan Department of Mathematics).

Selama di University Malaya, Irnanda Priyadi melakukan berbagai aktivitas antara lain penjajakan kerjasama riset, pengembangan bahan pengajaran dan juga melakukan kunjungan laboratorium. Begitupun Pepi Novianti, Dia juga melakukan aktivitas terkait Data Mining and Computer Intensive Method, penjajakan kerja sama riset dan pengembangan bahan ajar, melihat program PhD di UM serta ikut dalam persiapan Pre-Symposium Workshop and The 2nd Data Science Symposium.

Kemudian untuk staf tenaga kependidikan, UNIB baru saja mengikutsertakan dua orang untuk program mobility. Kedua staf itu adalah Agus Suyanto, M,IP dari UPT KSLI dan Adi Idham Siregar, S.Ikom dari Bagian Umum dan Humas (Protokoler).

Dua Tenaga Kependidikan UNIB ini melakukan kegiatan International Office selama satu minggu di Universiti Sains Malaysia (USM) dan Banking University of Ho Chi Minh City (BUH). Kegiatan ini adalah sebagai bentuk magang, membangun kapasitas dan juga kolaborasi terkait pelaksanaan program-program pertukaran.

“Program mobility bagi dosen dan staff ini adalah untuk peningkatan kapasitas yang diharapkan dapat meningkatkan kinerja dosen dan tenaga kependidikan. Hal ini kemudian diharapkan mampu mendukung program internasionalisasi di Universitas Bengkulu,” ujar Dr. Yansen.[Hms1/ksli].

Skip to content