Setelah mendapat pengakuan internasional dengan menerima 69 Sertifikat Akreditasi Internasional dari ACQUIN, sebuah asosiasi terdaftar pada EQAR (European Quality Assurance Register for Higher Education), Universitas Bengkulu (Unib) kini terus meningkatkan jejaring kerjasama dan aktivitas internasional untuk mewujudkan visi menjadi universitas unggul dan berdaya saing global.
Dr. Yanen, Dosen Fakultas Pertanian Unib ketika berada di depan Pintu Gerbang University of Oxford dan Gedung Departement Biology Oxford. (ist/yansen).
Terbaru, Unib meningkatkan kerjasama dan aktivitas internasional dengan University of Oxford, Inggris. Kegiatannya berupa pengiriman Dosen Program Studi Kehutanan Fakultas Pertanian Unib, Dr. Yansen, memenuhi undangan dari universitas mitra tersebut untuk melaksanakan Visiting Researcher di University of Oxford pada 13 – 26 Oktober 2024.
Kegiatan ini terlaksana dengan baik berkat dukungan penuh dari Rektor Unib Dr. Retno Agustina Ekaputri dan support dari Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kerjasama dan Layanan Internasional (KSLI) Universitas Bengkulu yang dikomandoi oleh Ade Sri Wahyuni, Ph.D.
Dosen Unib Dr. Yansen bersama Prof. Simon Hiscock dan Dr. Chris Thorogood selaku Director dan Deputy Director Oxford Botanic Garden and Arboretum. (foto:ist/yansen).
Kepada Tim Humas Unib, Dr. Yansen menjelaskan, kerjasama antara Unib dengan the University of Oxford Botanic Garden and Arboretum Inggris secara formil tertuang dalam Memorandum of Understanding (MoU) pada Mei 2023. Nota MoU ini ditandatangani oleh Rektor Unib Dr Retno Agustina Eka Putri dan Prof Simon Hiscock selaku Director Botanic Garden and Arboretum, the University of Oxford.
Kerjasama ini utamanya meliputi kerjasama riset dalam bidang biodiversitas, konservasi tumbuhan dan kehutanan. Di samping itu, kerjasama ini ditujukan untuk memfasilitasi pertukaran dosen, program magang, publikasi bersama dan aktivitas akademik lainnya.
Dosen Unib Dr. Yansen saat menjadi dosen tamu di The Departement of Biology Oxford University.(ist/yan)
Sebelumnya, kolaborasi internasional ini dimulai ketika Dr. Chris Thorogood selaku Deputy Director and Head of Science the University of Oxford Botanic Garden and Arboretum menginisasi observasi lapangan puspa langka Rafflesia di Bengkulu pada akhir 2022. Ketika itu, Dr. Chris Thorogood juga menjadi dosen tamu di Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Unib.
“Pada awal 2024, joint-project untuk observasi lapangan Rafflesia di Bengkulu dilaksanakan kembali yang disertai dengan kegiatan dosen tamu internasional. Kita juga setuju meningkatkan aktivitas bersama dalam paying MoU yang telah ditandatangani dan berdasarkan hal tersebut, saya dipercaya untuk melaksanakan visiting researcher atas undangan dari University of Oxford,” papar Dr. Yansen.
Dosen Unib Dr. Yansen melaksanakan aktivitas bersama staff of Botanic Garden dan berdiskusi dengan Peneliti di Kew Garden London. (foto:ist/yansen).
Dalam visiting program ini, Dr Yansen berkesempatan untuk memberikan kuliah tamu di Department of Biology University of Oxford, terlibat dalam kegiatan pengajaran (practical class) dan melakukan strategic meeting untuk kolaborasi riset jangka panjang dengan mitra di University of Oxford.
Dr. Yansen juga melakukan berbagai aktivitas di Botanic Garden and Arboretum, mulai dari pengelolaan kebun raya, pemeliharaan koleksi, sampai ke pertemuan dengan pihak donatur yang memberikan dukungan untuk aktivitas Botanic Garden.
Di samping itu, Dr Yansen juga berkesempatan mengikuti beberapa aktivitas ilmiah, seperti panel debat dan kuliah umum. Kemudian Dr. Yansen mengunjungi Kew Gardens di London yang memiliki koleksi herbarium terbesar di dunia dan berkomunikasi dengan peneliti di sana terkait dengan Tropical Important Plant Areas.
Suasana Autumn Fair di Hardcourt Arboretum University of Oxford.(foto:ist/yansen)
Selama kegiatan di universitas yang menempati ranking 3 di dunia berdasarkan QS Ranking tersebut, tambah Dr. Yansen, ada dua dokumen Implementation Arrangement (IA) yang dihasilkan, antara Universitas Bengkulu yang dalam hal ini Fakultas Pertanian dan the University of Oxford dalam hal ini Botanic Garden and Arboretum.
Dua Implementation Arrangement meliputi IA terkait Collaborative research project on the study of host-parasite relations of Rafflesia dan IA terkait Mobility and capacity building for upskilling a staff from the University of Bengkulu.
Dosen Unib Dr. Yansen mengunjungi glasshouse di Oxford Botanic Garden yang di dalamnya terdapat Replika Rafflesia dikelilingi berbagai jenis tumbuhan tropis.(foto:ist/yansen)
Dua belah pihak menyetujui untuk terus berkolaborasi. Di samping itu, telah diinisiasi juga international network dan collaborative project untuk konservasi puspa langka Rafflesia sp. Dan dengan dukungan University of Oxford, telah di-launching jejaring kerjasama internasional melalui website : https://ccrr.web.ox.ac.uk.
“Jejaring kerjasama internasional ini diharapkan dapat memperkuat usaha konservasi bunga Rafflesia yang merupakan icon Provinsi Bengkulu dan kerjasama yang berkesinambungan dengan University of Oxford dapat mendorong terwujudnya visi Unib Unggul dan berdaya saing global,” tutup Yansen. [Laporan : Yansen | Editor : Purna Herawan | Humas].