UNIVERSITAS BENGKULU

SEJUMLAH akademisi dan peneliti dari luar negeri seperti dari University of Oxford, Inggris, dan University of The Philippines of Los Banos (UPLB), Filipina, berdatangan ke Universitas Bengkulu, Indonesia, guna meningkatkan aktivitas kerjasama baik bidang pengajaran maupun bidang penelitian. Salah satu fokus penelitiannya tekait dengan konservasi Rafflesia.

Dr. Chris Thorogood foto bersama dengan Dekan dan Wakil Dekan FP serta pimpinan LPPM UNIB.(ist.yan)

Pada Februari 2024 ini, Dr. Chris Thorogood dari University of Oxford dan Prof. Pasto L Malbrigo dari UPLB Filipina kembali datang ke UNIB untuk melakukan beberapa kegiatan bersama di Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian.

Mereka berkolaborasi dengan akademisi dan peneliti UNIB, Prof. Agus Susatya, melaksanakan sejumlah kegiatan antara lain International Guest Lecturer, kunjungan lapangan ke habitat Bunga Rafflesia, serta melakukan diskusi pada media podcast tentang pembelejaran di Jurusan Kehutanan.

Selama di UNIB, kedua peneliti bertaraf internasional itu juga melakukan pertemuan dan diskusi dengan Dekan Fakultas Pertanian UNIB Prof. Dr. Ir. Dwi Wahyuni Ganefianti beserta para Wakil Dekan, dengan pimpinan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) UNIB serta dengan UPT Kantor Kerjasama dan Layanan Internasional (KSLI) UNIB.

Saat diskusi bersama Dr. Chris Thorogood di LPPM dan UPT KSLI UNIB.(foto:ist.yan)

Salah satu hasil diskusi dengan LPPM UNIB, Dr. Chris Thorogood dari University of Oxford akan diundang menjadi Keynote Speaker pada Konferensi Internasional yang akan dilaksanakan LPPM tahun 2024 ini.

Dekan Fakultas Pertanian UNIB Prof. Dwi Wahyuni Ganefianti melalui Wakil Dekan Bidang Akademik, Dr. Yansen, menyambut baik dan sangat mengapresiasi peningkatan aktivitas kerjasama internasional antara University of Oxford dan UPLB Filipina dengan Universitas Bengkulu.

Selain meningkatkan sharing informasi dan ilmu pengetahuan khususnya terkait fokus penelitian yang dilakukan, aktivitas kerjasama internasional ini juga diharapkan mampu meningkatkan kapasitas pergaulan internasional yang berimplikasi pada pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) institusi, khususnya menyangkut dosen dan peneliti luar negeri yang berkegiatan di kampus UNIB.

Dr. Chris Thorogood dan Prof. Pasto L Malbrigo berkegiatan di UNIB.(foto:ist.yan)

“Kegiatan ini juga penting sebagai memotivasi bagi dosen-dosen maupun mahasiswa UNIB lainnya untuk berinovasi dan membangun program kerjasama serta kolaborasi internasional yang berkelanjutan, dimana hal itu tidak hanya bermanfaat bagi individu tapi juga bagi pembangunan kapasitas institusi secara umum,” ujarnya.

Dijelaskan Dr. Yansen, aktivitas kerjasama penelitian antara peneliti UNIB dengan University of Oxford telah dimulai sejak tahun 2022. Diawali dengan kunjungan Dr. Chris Thorogood ke Universitas Bengkulu untuk melihat konservasi Rafflesia.

Dr. Chris Thorogood merupakan Deputy Director dan Head of Science Botanic Garden Univ of Oxford. Dia berkunjung ke UNIB bersama Prof. Pasto L Malbrigo dari UPLB dan berkolaborasi dengan rekanan (counterpart) di Jurusan Kehutanan UNIB, Prof. Dr. Ir. Agus Susatya, M.Sc, ahli di bidang penelitian Bunga Rafflesia dan juga Kepala Pusat Studi Lingkungan dan Perhutanan Sosial LPPM UNIB.

Pada tahun 2023, dengan difasilitasi oleh UPT KSLI dan Fakultas Pertanian UNIB, antara University of Oxford dan Universitas Bengkulu (UNIB) memiliki nota kesepakatan kerjasama atau Memorandum of Understanding (MoU) yang ditandatangani pimpinan institusi masing-masing, yaitu Director University of Oxford Botanic Garden & Arboretum, Professor Simon Hiscock, dan Rektor UNIB Dr. Retno Agustina Ekaputri, S.E, M.Sc.

Gambar jenis-jenis Rafflesia dan lokasi habitat Rafflesia baik di Indonesia maupun di luar negeri yang ditampilkan dalam publikasi bersama di jurnal internasional.(ist.nph.onlinelibrary).

Hasil kegiatan kolaborasi tahun 2023 yaitu sebuah Laporan Hasil Penelitian dari University of Oxford tentang Konservasi Rafflesia dan publikasi bersama antara peneliti University of Oxford, UNIB, UPLB dan BRIN di jurnal internasional Q1. Publikasi di jurnal Plants People Planet pada tahun 2023 tersebut berjudul “Most of the world’s largest flowers (genus Rafflesia) are now on the brink of extinction.”

“Diharapkan ke depan semakin banyak hasil penelitian dan publikasi bersama yang dihasilkan dan memberikan dampak positif bagi kemajuan lembaga, juga memberikan manfaat kepada masyarakat khususnya tentang bagaimana memperlakukan habitat Bunga Rafflesia agar tidak punah serta memberikan manfaat secara ekonomis dan meningkatkan kesejahteraan,” tutur Yansen.[Rilis/Purna Herawan/Humas].

Skip to content