Keberhasilan Universitas Bengkulu (Unib) dalam meraih 69 Sertifikat Akreditasi dari ACQUIN pada akhir 2023 menjadi sorotan dan diapresiasi oleh berbagai universitas di Indonesia. Unib kini menjadi rujukan utama bagi universitas yang tengah atau akan melaksanakan akreditasi internasional.
Sejak Januari, belasan universitas dari Pulau Sumatera dan Jawa telah melakukan benchmarking ke Unib. Terbaru, Universitas Negeri Malang (UM), Universitas Trisakti–Jakarta, dan Universitas Gadjah Mada (UGM)–Yogyakarta mengunjungi Unib untuk mempelajari proses dan tahapan akreditasi internasional menggunakan ACQUIN (The Accreditation, Certification and Quality Assurance Institute).
Kunjungan delegasi tiga universitas ini disambut hangat oleh Wakil Rektor I Bidang Akademik Unib, Prof. Dr. Mochamad Lutfi Firdaus, S.Si, MT dan Ketua Lembaga Penjamin Mutu dan Pengembangan Pembelajaran (LPMPP) Unib, Dr. Yulian Fauzi, S.Si, M.Si.
Dalam diskusi yang berlangsung di ruang rapat tiga Rektorat Unib, Rabu (16/10/2024), turut hadir Kepala Pusat Penjaminan Mutu LPPM Unib, Dr. Gita Mulyasari, S.P, M.Si, dan anggota Task Force ACQUIN Unib.
“Kami bangga menerima kunjungan rekan-rekan dari universitas ternama ini. Semoga dengan benchmarking ini, kita bisa saling berbagi pengalaman tentang akreditasi internasional, khususnya ACQUIN, untuk meningkatkan kualitas pendidikan tinggi bersama,” ujar Prof. Lutfi.
Delegasi UM sebanyak tujuh orang, dipimpin oleh Kepala Badan Penjaminan Mutu UM, Dr. Swarsono Raharjo, S.Pd, M.Si. Dari Universitas Trisakti hadir dua perwakilan dari Fakultas Hukum, Dr. Elsi Kartika Sari, S.H, MH dan Dr. Setyaningsih, S.H, MH, sementara UGM diwakili oleh Kepala Satuan Penjaminan Mutu dan Reputasi (SPMRU), Prof. Dr. Indra Wijaya Kusuma, M.B.A.
“Kami berterima kasih atas kesempatan ini dan ingin belajar serta bertukar informasi tentang akreditasi internasional. Unib merupakan universitas dengan jumlah sertifikat akreditasi internasional ACQUIN terbanyak di Indonesia,” kata Dr. Swarsono.
Saat ini, UM sedang dalam proses akreditasi ACQUIN untuk 13 program studi. “Kami ingin mendapatkan informasi teknis dan detail dari Unib agar proses ini bisa berjalan dengan sukses,” tambahnya.
Dr. Elsi Kartika Sari dari Universitas Trisakti menyatakan bahwa kunjungan ini bertujuan untuk mendapatkan informasi awal mengenai ACQUIN. “Kami akan menyampaikan hasil ini kepada pimpinan, dan mungkin kunjungan lebih lanjut akan dilakukan oleh tim yang lebih besar,” ujarnya.
Prof. Dr. Indra Wijaya Kusuma dari UGM menyatakan, “Kegiatan ini menambah wawasan kami, terutama dalam upaya peningkatan mutu pendidikan di UGM.”
Diskusi yang berlangsung hingga sore hari tersebut membahas secara mendalam pengalaman Unib dalam meraih 69 sertifikat akreditasi dari ACQUIN, termasuk satu sertifikat akreditasi institusi.
ACQUIN sendiri adalah lembaga yang terdaftar di EQAR (European Quality Assurance Register for Higher Education) dan diakui oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Republik Indonesia.
Pada pertemuan ini, Ketua LPMPP Unib Dr. Yulian Fauzi menekankan bahwa keberhasilan Unib tak lepas dari komitmen tinggi dari seluruh pemangku kepentingan di universitas, termasuk mahasiswa, alumni, serta mitra kerja.
“Komitmen yang tinggi dan keterlibatan serta kerjasama yang baik semua pihak menjadi kunci bagi Unib dalam meraih 69 sertifikat akreditasi internasional dari ACQUIN. Kami semua sangat bersyukur atas keberhasilan ini,” jelasnya. [Purna Herawan/Humas].