UNIVERSITAS BENGKULU

UNIT Pelaksana Teknis Kerjasama dan Layanan Internasional (UPT KSLI) Universitas Bengkulu, Rabu siang (4/1/2017), menggelar kuliah terbuka dan diskusi tentang peningkatan atmosfir akademik. Pembicara yang dihadirkan cukup mumpuni, yaitu Zifirdaus Adnan, Ph.D yang merupakan Dosen Senior dari University of New England, Armidale, Australia.

1

Zifirdaus Adnan merupakan putra Indonesia dari Padang, Sumatera Barat, namun sudah lama menetap di Australia. Setelah menyelesaikan pendidikan S1 (Sarjana) di daerah asalnya, Dia melanjutkan S2 dan S3 sambil bekerja di Australia. Salah satu pekerjaan yang ditekuninya adalah menjadi Staf Pengajar atau Dosen University of New England. Dia merupakan dosen senior dan pernah meraih penghargaan sebagai dosen terbaik di universitas itu.

Ketua UPT KSLI UNIB, Guswarni, Ph.D dalam sambutannya menjelaskan, melalui kuliah terbuka dan diskusi bersama ini diharpakan bisa saling berbagi pengalaman tentang peningkatan atmosfir akademik, sehingga ke depan UNIB semakin maju dan mampu mewujudkan visi menjadi universitas kelas dunia pada 2025.

Namun sangat disayangkan, peserta diskusi diluar ekspektasi, jumlahnya sangat sedikit. Ruang rapat utama gedung rektorat UNIB yang berkapasitas 250 orang terlihat sangat sepi. Padahal berbagai upaya telah dilakukan untuk menghadirkan pihak-pihak kompeten, mulai dari mengundang para dekan, wakil dekan, ketua-ketua lembaga dan unit kerja, hingga ketua-ketua jurusan, program studi dan mahasiswa.

“Kami mohon maaf karena pesertanya sangat sedikit dan tidak sesuai harapan. Kami memaklumi, karena saat ini sedang berlangsung Ujian Akhir Semester (UAS), sehingga banyak dosen dan mahasiswa yang sedang sibuk. Walaupun peserta yang sedikit, tapi kita tetap semangat,” ujar Guswarni.

2

Rektor UNIB, Dr. Ridwan Nurazi, M.Sc menyambut baik kegiatan ini apalagi topik yang diangkat sangat relevan dengan kondisi UNIB saat ini. Rektor juga mengapresiasi pihak-pihak yang menginisiasi dan menyelenggarakan kegiatan ini dan berterimakasih kepada Zifirdaus Adnan yang telah menyempatkan diri untuk berbagi pengalaman dengan sivitas akademika UNIB.

Namun Rektor tak kuasa menutupi kekecewaannya melihat jumlah peserta diskusi sangat sedikit. “Dengan kondisi seperti ini, saya teringat hasil tesis mahasiswa S3 Universitas Indonesia yang menyebutkan bahwa setelah diteliti ternyata hanya 30 % saja di antara kita yang benar-benar peduli dengan kemajuan institusi,” ujar Rektor. “Tapi tidak apalah, walaupun sedikit yang penting kita tetap semangat dan terus berupaya,” sambung Rektor seraya bercanda.

Dijelaskan Rektor, peningkatan atmosfir akademik mutlak dilakukan untuk mewujudkan visi UNIB menjadi universitas kelas dunia pada 2025. Apalagi belakangan diketahui bahwa salah satu penyebab UNIB belum meraih akreditasi A adalah karena masih rendahnya atmosfir akademik yang terindikasi dengan minimnya hasil penelitian dan karya ilmiah terpublikasi nasional dan terindeks internasional.

“Sebagaimana kita ketahui, baru-baru ini Tim Asesor dari BAN PT telah melakukan visitasi ke UNIB dan salah satu assigmentnya adalah ke depan UNIB harus meningkatkan produktivitas penelitian dan karya-karya ilmiah terpublikasi,” ujar Rektor.

Ditambahkan Rektor, dilihat dari sumber daya manusia (SDM), UNIB cukup memadai. Bahkan rasio SDM dengan jumlah mahasiswa cukup bagus, rangking 10 besar terbaik nasional. Tapi atmosfir akademik UNIB masih rendah, jumlah penelitian dan publikasi karya ilmiah terindeks internasional masih sangat minim.

“Kondisi kontras ini menjadi tantangan kita ke depan. Dosen bergelar professor dan doktor di UNIB sudah banyak, rasio SDM 10 besar terbaik nasional. Tapi produktivitasnya masih minim. Persoalan ini harus kita pecahkan. Kita harus terus berupaya meningkatkan atmosfir akademik,” tegas Dr. Ridwan Nurazi.

3

Sementara itu, Zifirdaus Adnan dalam paparannya menjelaskan, di banding dunia Barat termasuk Australia, budaya akademik di Indonesia memang masih tertinggal. Hal ini disebabkan beberapa faktor, selain memang kenyataan bahwa budaya akademik lebih dahulu tumbuh dan berkembang di dunia Barat.

Untuk menumbuhkan dan meningkatkan budaya akademik, langkah utama adalah merubah pola pikir dan prilaku seluruh masyarakat kampus. Berikutnya adalah membuat komitmen bersama, dimana para pimpinan memberikan dorongan dan fasilitas, sementara unit-unit kerja mengimplementasikan dengan penuh semangat dan tanggungjawab.

4

Bagaimana merubah pola pikir dan prilaku ? Salah satu caranya lakukan ekspose sebanyak-banyaknya, sehingga wacana peningkatan atmosfir akademik bisa merasuk ke berbagai lini.  Manfaatkan media yang ada untuk ekspose. Mulai dari website, radio kampus, tabloid-tabloid, brosur, stiker, papan pengumuman dan lain sebagainya, bahkan sosial media, upayakan sebanyak mungkin memuat konten peningkatan atmosfir akademik.

“Lalu, berikan himbauan terus-menerus melelaui berbagai media itu. Berikan tantangan kepada dosen dan mahasiswa untuk menghasilkan karya-karya ilmiah, dan juga berikan apresiasi bagi yang sudah melaksanakan,” papar Zifirdaus.

Melihat potensi SDM yang cukup mumpuni serta melihat semangat dari para pimpinan UNIB yang begitu kuat, Zifirdaus yakin ke depan UNIB mampu mencapai atmosfir akademik yang sejajar dengan universitas-universitas terkemuka serta mampu menghasilkan banyak karya ilmiah terpublikasi nasional bahkan terindeks internasional.

“Tapi ingat, tidak cukup hanya semangat dari para pimpinan saja. Seluruh unit-unit kerja harus saling mendukung satu sama lain sehingga visi institusi bisa terwujud,” tukasnya.

Usai memberikan paparan dan berdiskusi, Zifirdaus Adnan menyempatkan diri berfoto bersama dengan pimpinan, dosen dan mahasiswa UNIB. Sebagai kenang-kenangan, Dia juga mendapat cindera mata berupa Logo UNIB yang diserahkan Wakil Rektor UNIB Bidang Akademik Prof. Dr. Ir. Dwinardi Apriyanto. [Penulis : Purna Herawan. Foto : Ngamarudin].

Skip to content